> >

Koalisi Sipil Nilai Proposal Perdamaian Prabowo Jauh dari Penghormatan HAM, Desak Jokowi Lakukan Ini

Politik | 8 Juni 2023, 09:36 WIB
Menhan Prabowo Subianto di Singapura. Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Lupa menilai proposal perdamaian Ukraina-Rusia yang disodorkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tidak sejalan dengan konstitusi sekaligus minim penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM). (Sumber: AP Photo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Lupa memberikan sorotan tajam terkait proposal perdamaian Ukraina-Rusia yang disodorkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam forum internasional.

Menurut mereka, proposal tersebut  tidak sejalan dengan konstitusi sekaligus minim penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM). 

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, dalam  keterangan tertulis bersama koalisi tersebut, yang diterima Kompas.TV, Kamis (8/6/2023).

"Keempat bentuk penyelesaian yang ditawarkan, salah satunya melalui jalan referendum adalah proposal yang buruk mengingat ini adalah bentuk invasi satu negara ke negara lain, bukan konflik internal dan tidak menghormati satu prinsip mendasar dalam hukum internasional, yaitu kedaulatan negara," kata Usman.

"Konsep itu juga jauh dari cermin penghormatan hak asasi manusia dan tidak sejalan dengan Konstiusi Indonesia."

Pasalnya, proposal pemerintah yang diwakili Menteri Pertahanan Prabowo dinilai sama sekali mengabaikan realitas kondisi hak asasi manusia di Ukraina yang dalam kondisi buruk akibat perang yang terjadi.

"Padahal  ICC (International Criminal Court) sudah menegaskan terjadinya pelanggaran HAM serius di Ukraina dan menyebutkan presiden  Putin adalah penjahat perang," jelasnya.

Sehingga, Proposal tesebut memperlihatkan rendahnya wawasan internasional dan hukum internasional Pemerintah RI khususnya Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

 

Selain buruk, Proposal referendum juga dipandang aneh. Mengingat Ukraina adalah sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat, yang secara de facto dan de jure diakui internasional sehingga keliru sekali usulan referendum itu.

"Konsep ini tidak sejalan dengan konstitusi yang menegaskan pentingnya Indonesia menghormati kedaulatan negara lain," tegasnya.

Baca Juga: Gerindra Yakin Prabowo Tidak Kena Evaluasi Jokowi karena Proposal Perdamaian Konflik Ukraina-Rusia

Dengan demikian, lanjut dia, usulan referendum oleh pemerintah melalui Menhan itu bertentangan dengan Konstitusi.

"Dalam kebijakan luar negari yang sesuai konstitusi maka kebijakan luar negeri kita harus menghormati kedaulatan negara lain dan perdamaian dunia," tegasnya.

Koalisi juga menyebut pernyataan Prabowo tersebut menjadi cermin rendahnya komitmen atas penegakkan dan penghormatan HAM di lingkup internasional maupun nasional. 

Hal tersebut, dinilai didapat menjadi preseden buruk bagi perkembangan demokrasi di masa depan.

Sebab itu, Koalisi mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjelaskan ke publik terkait sikap Prabowo yang disampaikan dalam forum internasional itu.

"Mengingat masalah ini sudah menjadi sorotan publik dan sorotan dunia internasional," tegasnya.

Sebagai informasi, Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Lupa terdiri dari Imparsial, Elsam, Centra Initiative, Amnesty Internasional Indonesia, Public Virtue, PBHI Nasional, WALHI.

Kemudian, YLBHI, Forum de Facto, KontraS, LBH Pers, LBH Masyarakat, ICW, HRWG, ICJR, LBH Jakarta, LBH Malang, Setara Institute, AJI Jakarta. 

Adapun Proposal perdamaian Rusia-Ukraina yang disampaikan Prabowo ramai menjadi sorotan publik, termasuk kalangan internasional. 

Proposal resolusi perdamaian untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina ini disampaikan Prabowo saat hadir dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (3/6/2023) lalu.

Namun diketahui, proposal yang disodorkan Prabowo tersebut ditolak pihak Ukraina.

Sementara itu, Presiden Jokowi juga telah menyebut isi proposal tersebut sebagai sikap Prabowo sendiri. 

Presiden pun mengatakan, akan memanggil Menhan Prabowo untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai usulan resolusi konflik Rusia-Ukraina.

"Itu dari Pak Prabowo sendiri, tapi saya belum bertemu dengan Pak Prabowo," kata Jokowi dalam sesi jumpa pers seusai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6).

"Mungkin hari ini atau besok akan saya undang, minta penjelasan mengenai apa yang Pak Menhan sampaikan."

Baca Juga: Jokowi Sebut Belum Bertemu Prabowo untuk Bahas Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU