Alasan Penurunan Elektabilitas Ganjar, LSI Denny JA: Piala Dunia U20 hingga Kemiskinan di Jateng
Rumah pemilu | 19 Mei 2023, 17:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV – Dukungan publik terhadap bakal calon presiden (capres) RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, menurun pada Mei 2023.
Hal itu terungkap dalam survei yang dilaksanakan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 3 hingga 14 Mei 2023.
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia, dengan margin of error 2,9 persen.
Peneliti Adjie Alfaraby menyebut ada tren penurunan elektabilitas Ganjar, terutama di survei pada Mei 2023. Ia menambahkan, limpahan suara Ganjar banyak lari ke Prabowo Subianto.
Menurutnya, dalam dua bulan terakhir, hampir semua lembaga survei menemukan hal yang sama yaitu kecenderungan menurunnya elektabilitas gubernur Jawa Tengah itu.
“Terutama setelah beberapa kasus, misalnya pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah (Piala Dunia U20 2023),” ungkap Adjie dalam rilis survei, Jumat (19/5/2023), dipantau dari kanal YouTube LSI Denny JA.
“Mei 2022, saat itu di posisi 27,9 persen, di bawah Prabowo 33,4 persen. Kemudian September 2022, tren Pak Ganjar naik, mengalahkan Pak Prabowo. Saat itu, Ganjar 31,3 persen, Prabowo di angka 27,9 persen, Anies (Baswedan) 21,8 persen,” urainya.
Baca Juga: Sambil Bergurau, Ganjar Pranowo: Pendamping Saya Siti Atiqoh..
Puncak elektabilitas Ganjar, menurut Adjie, terjadi pada Januari 2023. Saat itu, elektabilitas personal Ganjar mencapai 37,8 persen.
Namun kemudian pada Mei 2023, elektabilitas Ganjar menurun dari 37 persen ke 31,9 persen.
“Kemudian Pak Prabowo Subianto kalau kita lihat ada kenaikan. Mei 2022, angkanya 33,4 persen, September turun di angka 27 persen, Januari 2023 turun di angka 25,4 persen, kemudian bangkit kembali di Mei 2023 menunjukkan di angka 33,9 persen.”
“Angka ini menunjukkan bahwa ini sinyal bagi Pak Ganjar bahwa ada tren penurunan dukungan terhadap Pak Ganjar,” tutur Adjie.
Menurutnya, ada tiga alasan penurunan elektabilitas Ganjar. Pertama, efek negatif atas batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Seperti diketahui, sejumlah kalangan termasuk Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster, menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia untuk mengikuti Piala Dunia U20 2023.
Setelah penolakan tersebut, FIFA kemudian membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah.
Meskipun FIFA tidak mengungkapkan dengan jelas alasan pencabutan status tuan rumah tersebut, banyak kalangan menilai pembatalan itu terkait penolakan terhadap timnas Israel.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV