4 Penyebab Elektabilitas Prabowo Tertinggi Versi Survei LSI Denny JA, Termasuk Dianggap Kuat
Politik | 19 Mei 2023, 17:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto berada di posisi teratas dengan angka 33,9 persen.
Dalam rilis hasil survei yang disampaikan oleh Adjie Alfaraby, Jumat (19/5/2023), dijelaskan bahwa survei itu sengaja mengambil tiga nama bacapres yang saat ini paling mungkin bertarung di Pilpres 2024.
Survei ini dilaksanakan pada 3 hingga 14 Mei 2023, dengan melibatkan 1200 responden di 34 provinsi di Indonesia, dengan margin of errror 2,9 persen.
Adjie kemudian menyampaikan sejumlah alasan yang menyebabkan elektabilitas Prabowo mengungguli dua kandidat lain yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurutnya, ada empat alasan Prabowo mengungguli dua bakal calon presiden lain.
Baca Juga: Hasil Survei Sebut Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Bersaing Ketat, Apa Dampaknya?
“Alasan pertama adalah dari riset yang kita temukan, mayoritas responden yang kita tanyakan menginginkan capres 2024 adalah sosok yang strong leader yang mampu tumbuhkan ekonomi,” jelasnya, dikutip dari kanal YouTube LSI Denny JA.
Ia menjelaskan, tiga tahun terakhir terjadi pandemi Covid-19 yang memporakporandakan sektor ekonomi.
Oleh karena itu, kebutuhan publik terhadap pemimpin yang strong leader untuk menumbuhkan ekonomi itu makin tinggi.
“Dari tiga capres ini memang asosiasi sebagai strong leader yang bisa menumbuhkan ekonomi adalah Prabowo Subianto.”
Alasan kedua peningkatan elektabilitas Prabowo adalah ia mendapatkan limpahan suara dari orang-orang yang sebelumnya mendukung Ganjar Pranowo.
“Mengapa ke Prabowo, bukan Anies? Karena memang positioning dan karakter Prabowo dilihat lebih nassionalis dibanding Pak Anies.”
Alasan ketiga adalah pengalaman Prabowo di pemerintaan, Adjie menyebut bahwa pada Pilpres 214 dan 2019 memang selalu ada isu bahwa Prabowo adalah tokoh yang kuat secara gagasan dan visioner, tapi ia lemah dari sisi teknis, tidak punya pengalaman di pemerintahan.
Namun, setelah Prabowo masuk dalam kabinet pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), memperkuat image Prabowo.
“Dia tidak dianggap lagi sebagai orang yang lemah dari sisi mengelola pemerintahan,” kata Adjie.
“Keempat, Prabowo dilihat sebagai tokoh sentral yang bisa diterima oleh berbagai spektrum politik. Saat ini memang Pak Prabowo ada kecenderungan untuk bergerak ke tengah, posisinya lebih ke tengah.”
Baca Juga: Kala Erick Thohir Bicara soal Hubungannya dengan Politisi Ganjar, Anies, hingga Prabowo
Dalam survei tersebut, Prabowo Subianto meraih angka 33,9 persen, kemudian diikuti Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen, dan Anies Baswedan di angka 20,8 persen.
“Ada sekitar 13,4 persen yang belum menentukan pilihan atau tidak tahu, tidak jawab,” tuturnya.
Ia menambahkan, jika diikuti oleh tiga capres, dengan situasi elektabilitas seperti ini, maka kemungkinan Pilpres 2024 akan diadakan dalam dua putaran, karena tidak ada satu pun capres yang mencapai angka di atas 50 persen.
Secara logika, jika angka 13,4 persen dari jumlah responden yang tidak memilih didistribusikan ke tiga calon secara normal maupun tidak normal, kata dia, tidak mungkin ada capres yang memenuhi di atas 50 persen.
“Kalau kemudian terjadi dua putaran, setiap capres harus mencapai angka yang kita sebut the magic number, atau ambang batas minimal untuk lolos ke putaran kedua.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV