Dugaan Motif Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Koper Merah Bogor
Kriminal | 19 Maret 2023, 07:24 WIB“Si pelaku, pengakuannya sudah berkeluarga dan memiliki anak, tapi masih kita dalami,” terang Kasat Reskrim.
Kronologi pembunuhan korban mutilasi di koper merah Bogor
AKP Ridho menjelaskan, pada Selasa (14/3), pelaku DA menusukkan pisau ke tubuh korban berkali-kali hingga meninggal dunia.
Kepada polisi, DA beralasan sakit hati karena diminta melayani korban sehingga terjadi pertengkaran yang berujung maut.
Kasat Reskrim mengatakan, DA ketakutan dan mencari cara untuk menghilangkan jejak agar perbuatannya tidak ketahuan.
DA berupaya memasukkan jasad RD ke dalam koper merah yang baru ia beli, namun usaha tersebut tidak berhasil karena tubuh korban lebih besar daripada ukuran koper itu.
DA pun mencari cara untuk memotong atau memutilasi jasad korban dengan membeli alat berupa gerinda di dekat apartemen tempat ia tinggal bersama korban.
Baca Juga: Terungkap, Korban Mutilasi dalam Koper Merah sempat Tinggal Bersama Pembunuhnya Selama 4 Bulan
"Pelaku mencoba memotong-motong mayat korban dengan menggunakan pisau kecil, namun tidak berhasil. Sehingga si pelaku keluar dulu untuk mencari alat pemotong ke sebuah toko dan membeli mesin gerinda," ujar Yohannes.
"Pelaku lalu balik ke TKP (apartemen) dan memotong-motong tubuh korban," imbuhnya.
Tak lama kemudian, DA membuang potongan kepala dan kedua kaki korban beserta alat gerinda ke Sungai Cimanceuri, Tangerang.
Sementara bagian potongan tubuh beserta tangan korban diikat lalu dimasukkan ke dalam koper merah yang kemudian DA letakkan di pinggir jalan Kampung Baru, Desa Singabangsa, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Setelah berhasil membuang jasad korban, DA langsung melarikan diri ke wilayah Yogyakarta.
"Kami juga memeroleh laporan dari petugas tol, untuk pakaian dan sprei dan alat alat pembungkus lainnya dibuang di tol wilayah Cikupa, dan sudah ditemukan, saat ini sudah diamankan oleh Polsek Tenjo dan sedang dalam perjalanan ke Bogor," jelasnya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kompas.com