Prediksi BRIN Awal Ramadan 2023 Bisa Serentak tapi Lebaran Berbeda, Ini Penjelasannya
Sosial | 9 Maret 2023, 12:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ada potensi awal Ramadan tahun 2023 atau 1444 Hijriah ditetapkan serentak jika menilik dari segi ilmu astronomi.
Biasanya, terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadan dan Idulfitri antara pemerintah dan ormas keagamaan besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Perbedaan ini disebabkan oleh metode yang digunakan dalam penetapannya.
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Thomas Djamaluddin dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan ada kesempatan untuk penetapan serentak terkait puasa tahun ini.
Kesamaan ini bisa terjadi jika pada saat Magrib, 22 Maret 2023 di Indonesia, posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, serta memenuhi kriteria Wujudul Hilal.
Baca Juga: Sidang Isbat Kemenag Penentuan Awal Puasa Ramadan 2023 Digelar 22 Maret, Ini Tahapannya
"Jadi seragam versi [3 derajat, elongasi 6,4 derajat] dan [wujudul hilal] bahwa 1 Ramadhan 1444 H pada 23 Maret 2023," ucap Thomas dikutip dari situs BRIN, Kamis (9/3/2023).
Muhammadiyah sebelumnya telah menetapkan awal bulan puasa pada Kamis, 23 Maret 2023. Sementara untuk, Idulfitri 2023 (1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri) jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
Namun, menurut Thomas, pada Idulfitri masih terdapat potensi perbedaan, tergantung pada kriteria yang digunakan.
Thomas menyarankan agar terdapat kesepakatan mengenai kriteria dalam penetapan awal bulan hijriyah. Menurutnya, penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar dapat disepakati bersama dan meminimalisir kesalahan.
Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV