> >

Bocorkan Surat Tak Boleh Tuntut Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Warga Ketakutan Dipanggil

Peristiwa | 9 Maret 2023, 06:56 WIB
Irianto (45) anak dari mendiang Iriana (61). Iriana merupakan salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023). (Sumber: KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Irianto (45) mengaku adiknya kini ketakutan usai membocorkan surat pernyataan agar tidak menuntut soal peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) lalu.

Ia mengaku ketakutan dipanggil oleh diduga pihak Pertamina.

Irianto merupakan anak dari Iriana (61) yang menjadi salah satu korban peristiwa nahas tersebut.

Ia menyebut, adiknya bernama Sulistiawaty dihubungi diduga pihak Pertamina untuk ganti rugi sebesar Rp10 juta dan tidak boleh menuntut mereka usai peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang. 

Kemudian, imbas bocorkan surat itu,  ia disuruh datang menemui orang disebut-sebut pihak Pertamina dan menyebut pemanggilan itu tidak jelas maksudnya.  

"Orang saya gara-gara kayak gitu, saya dipanggil sama orang Pertamina. Saya disuruh datang ke sana," kata Irianto saat ditemui di RT 06 RW 01, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara pada Rabu (8/3/2023) dilansir kompas.com

Baca Juga: Seratusan Anak Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Wisata ke Kapal Perang

Ia sendiri takut adiknya tidak dirawat usai bocorkan surat pernyataan tidak boleh tuntut pertamina. 

"Kan sudah di-up, kan adik saya dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, masih dirawat," jelasnya. 

"Gara-gara saya ngomong kayak begitu, Rumah Sakit Pusat Pertamina pengin saya datang ke sana. Maksudnya apa? Kan enggak jelas juga," imbuh dia.

"Dia teleponnya ke adik saya. Adik saya sudah ketakutan saja, takut adik saya enggak diurus di sana, sama orang-orang Pertamina gara-gara saya bocorin itu," ungkap Irianto.

Irianto sampai kecewa dengan sikap Pertamina terkait surat ganti rugi kebakaran dan musibah yang menimpa keluarganya. 

" Mau enggak dia, misalnya dia punya keluarga, saya bayarin Rp 10 juta, saya suruh matiin. Kan begitu saja kalau bahasa kasarnya gitu," kata Irianto.

Baca Juga: Pengungsi Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang dapat Layanan Administrasi Kependudukan

Tanggapan Pertamina

Terkait adany surat tersebut, Eksekutif General Manager Pertamina Patra Niaga Bagian Barat, Deny Djukardi, menyatakan pihak Pertamina akan menelusurinya.

Pihaknya bakal mengonfirmasi ke jajaran Pertamina Plumpang dan tim yang ada di lapangan, baik yang ada di lokasi kebakaran serta tim yang bersiaga di rumah sakit.

 Menurut Deny, saat ini tim masih mendata ahli waris yang menjadi korban kebakaran pipa pengisian BBM di Depo Pertamina Plumpang

"Kami akan meminta konfirmasi dengan tim kami di Plumpang, karena kami masih mendata masing-masing korban dan ahli waris," ujar Deny.

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU