> >

Erick Thohir Minta BUMN Bentuk Tim Risiko Bisnis: Saya Pernah Copot Direksi Pertamina

Peristiwa | 5 Maret 2023, 10:28 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir saat berbicara dengan wartawan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Sabtu (4/3/2023). (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memerintahkan seluruh BUMN untuk membentuk tim risiko bisnis, baik di sektor keuangan maupun operasional.

Pernyataan Erick tersebut disampaikan Erick seusai meninjau penanganan korban kebakaran terminal BBM Pertamina Plumpang di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Sabtu (4/3/2023).

Dalam kesempatan itu, Erick menyebut dirinya sudah menghubungi sejumlah BUMN, termasuk Petamina dan PLN.

“Harus membentuk yang namanya tim risiko bisnis, tidak hanya di keuangan, tetapi di operasional secara seluruh karena ini ada aset vital nasional,” tuturnya.

Erick mengaku dirinya sudah meminta agar dilakukan investigasi, kemudian memastikan akan melihat perkembangannya, apakah nantinya ada perbaikan.

“Saya sudah minta investigasi dan pasti kita lihat,apakah ada perbaikan.”

Baca Juga: Tim Investigasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Periksa Saksi dan CCTV, Begini Laporan Awalnya

Erick copot Direksi Pertamina

Erick juga mengungkit bahwa dirinya pernah mencopot direksi Pertamina, dan jika nantinya harus kembali mencopot, dia akan melakukannya.

“Saya sudah pernah copot direksi Pertamina. Ya kalau saya musti copot lagi, ya copot lagi,” ungkap Erick.

 “Tapi penyelesainnya kan enggak hanya saling mengalahkan,” lanjutnya.

Erick pun sempat menyinggung bahwa buffer zone Pertamina tahun 1971 hingga 1987 sangat aman, namun setelah 1998 banyak kehilangan lahan.

Penjelasan Erick tersebut disampaikan saat meninjau penanganan korban kebakaran terminal BBM Pertamina Plumpang di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Sabtu (4/3/2023).

Awalnya, Erick menjawab pertanyaan wartawan mengenai relokasi warga yang tinggal di sekitar terminal BBM.

“Saya rasa pak wakil presiden sudah menginstruksikan tadi, bahwa bagaimana pemerintah daerah, Pak Heru sebagai Plt Gubernur lalu juga kami dari pemerintah pusat, Kementerian BMN ataupun Kapolri, untuk mengsinkronisasikan tata ruang bersama,” urainya.

Karena, kata dia, jika melihat kondisi obyek vital nasional hari ini, rata-rata jaraknya sangat tipis, 75 persen di laut, 25 persen darat.

“Kalau kita lihat buffer zone Pertamina tahun 1971 sampai 1987, itu sangat aman. Tetapi setelah reformasi 1998, memang kalau kita lihat banyaknya kehilangan lahan.”

“Dan ini konteksnya tidak hanya di Plumpang, tapi di obyek vital nasional,” ucapnya.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU