Waspada, IDAI Merilis Data Diabetes pada Anak Meningkat 70 Kali Lipat, Tersebar di 13 Kota Besar
Kesehatan | 7 Februari 2023, 12:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis data pada 1 Februari 2023 terkait kasus diabetes pada anak yang meningkat 70 kali lipat per Januari 2023 dibandingkan tahun 2010.
Menurut catatan IDAI, 1.645 pasien anak penderita diabetes yang tersebar di 13 kota, yaitu Kota Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Makassar, dan Manado.
Baca Juga: Kesemutan Jadi Tanda Diabetes Melitus, Ini Ciri-ciri yang Perlu Diperhatikan
Dari jumlah anak penderita diabetes tersebut, paling banyak adalah anak pada rentang usia 10-14 tahun sebanyak 46,23 persen, 31,05 persen lainnya berusia 5-9 tahun, 19 persen berusia 0-4 tahun, dan 3 persen diderita anak usia lebih dari 14 tahun.
Diprediksi data jumlah anak penderita diabetes lebih tinggi lagi karena selain data belum mewakili seluruh daerah, banyak kasus yang tidak terdiagnosis.
Penyakit diabetes memang tidak hanya bisa menyerang orang dewasa, namun juga remaja dan anak muda. Bahkan, beberapa kasus sampai meninggal dunia.
Seperti halnya yang dialami artis cilik Matthew yang meninggal dunia pada Minggu (23/01/2022) lalu karena penyakit diabetes.
"Ada penyakit lama, diabetes. Jadi bukan karena Covid," sang manajer, Oki Hartanto.
Oki mengatakan Matthew White memang sudah memiliki riwayat diabetes sebelum masuk manajemen.
"Dari sejak kenal menjadi talent kami (jadi sebelum film "Danur 2") tayang, Matt sudah ada riwayat diabetes. Sebelum kami kenal sudah ada riwayat, jadi sebelum 2018 sudah ada," ungkap Oki.
Cerita tentang anak yang mengalami diabates juga sempat dikisahkan oleh Fulki Baharuddin Prihandoko pada 2018 lalu.
Baca Juga: Kebiasaan Picu Diabetes Selain Tak Pernah Minum Air Putih, Dialami Suti Karno hingga Amputasi
Beruntung, dengan pengobatan yang memadai, ia bisa sembuh dari penyakit Diabetes Melitus tipe-1.
Ia bercerita sudah menderita DM tipe-1 sejak usia 9 tahun.
“Waktu itu aku ngantuk banget, rambut rontok, pingin pipis terus, haus, dan laper. Badan aku juga turun dari 45 kilogram jadi 36 kilogram. Aku pikir itu gara-gara aku puasa. Kejadian itu pas tahun 2015,” jelas Uki kepada Antara.
Waktu itu, sambungnya, ketika memeriksakan diri ke dokter dirinya melakukan tes HbA1C (hemoglobin A1c) untuk mengukur rata-rata kadar gula dalam darah selama tiga bulan. Untuk hasil pemeriksaan HbA1c yang normal adalah kurang dari 6,0 persen.
“Seharusnya HbA1c yang bagus itu di bawah tujuh. Tapi, pas ngambil darah ketahuan hasilku itu 17,” ujar Uki sembari menunduk.
Ia juga sempat syok ketika mengetahui dirinya memiliki kadar gula darah mencapai 750 mg/dl.
“Kata dokter, kalau gula darah sudah setinggi itu bisa mengalami koma diabetik. Bisa jadi aku nggak bangun-bangun. Dan sampai sekarang, aku nggak pernah mengalami itu,” tutur pelajar kelas 1 SMP Al-Azhar Pusat ini.
Untuk mengontrol gula darahnya, Uki, menyuntikkan insulin ke tubuhnya.
“Aku biasanya nyutik insulin itu empat kali. Sebelum sarapan jam 6 pagi, jam 12 siang, jam 4 sore, dan terakhir sebelum jam 9 malam untuk insulin sampai pagi,” sebutnya.
Menurut Uki, cara menyuntik insulin ke tubuhnya sudah dipelajarinya dari panduan dokter.
Penyebab Diabetes Pada Anak
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Melasir kemkes.go.id, Selasa (7/2/2023) insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Penyebab DM tipe-1 pada anak antara lain, kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan lainnya.
Berbeda dengan DM tipe-1, DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat/tidak seimbang, serta merokok.
Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV