> >

Soal Penjaringan Capres, Survei Litbang Kompas: Mayoritas Publik Ingin Parpol Terbuka

Politik | 6 Februari 2023, 09:05 WIB
Ilustrasi partisipasi publik. Sebanyak 94.7 persen responden Litbang Kompas berpendapat, sebaiknya upaya parpol menjaring sosok capres tetap melibatkan partisipasi publik. (Sumber: Freepik)

Kalimat demokratis dan terbuka ini tak lepas dari makna pelibatan partisipasi publik dalam penentuan capres dan cawapres yang diajukan parpol.

Dalam sejarah politik Indonesia pasca-reformasi, mekanisme seleksi terbuka atau konvensi capres ini pernah dilakukan Partai Golkar menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004. Saat itu, konvensi hanya bisa diikuti kader Golkar.

Baca Juga: PDIP Bantah Kabar Sedang Seleksi Kadernya untuk Capres: Sudah di Kantong Ibu Mega

Pemilik suara dalam konvensi saat itu juga internal partai, yakni pengurus pusat, pengurus daerah, dan ormas di bawah naungan Golkar. 

Peraih suara terbanyak dalam konvensi saat itu otomatis menjadi capres Golkar. 

Langkah Golkar menggelar konvensi ini pun menarik perhatian publik, termasuk parpol lainnya.

Ilmuwan politik Miriam Budiarjo meyakini, masyarakat yang ikut ambil bagian dalam partisipasi politik akan memiliki sebuah efek atau political efficacy.

Artinya, akan muncul perasaan berperan individu dalam bidang politik. Di negara-negara yang demokratis, tingginya partisipasi politik masyarakat menjadi pertanda baik karena masyarakat ikut dan memahami masalah politik.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.id


TERBARU