Kiprah Inggit Garnasih, Istri Soekarno dalam Duka dan Perjuangan, Diusulkan jadi Pahlawan Nasional
Sosial | 30 Januari 2023, 13:37 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk memperjuangkan Inggit Garnasih menjadi pahlawan nasional.
Inggit adalah Istri kedua Soekarno yang dinilai memiliki peran besar dalam kehidupan Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Maka, tadi saya sampaikan pesan Ibu Megawati kepada Pak Ridwan Kamil, terkait dengan Ibu Inggit. Mari kita perjuangkan sebagai pahlawan nasiona,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sabtu (28/1/2023).
Baca Juga: Sejarawan Terus Desak Ridwan Kamil Buru Penjual Surat Nikah dan Cerai Soekarno-Inggit
Siapa Inggit Garnasih?
Inggit Garnasih dilahirkan pada 17 Februari 1888 di Desa Kamasan, Banjaran, Bandung. Nama lahirnya sebetulnya hanya Garnasih saja, gabungan kata Hegar dan Asih, Hegar berarti segar dan Asih berarti cinta.
Adapun, nama Inggit disematkan karena Garnasih kerap didekati laki-laki yang memberikan hadiah dengan harapan mendapatkan cinta. Sesekali hadiah itu berupa uang satu ringgit. Julukan itu kemudian berubah menjadi Inggit.
Inggit Garnasih lahir dari keluarga yang sederhana. Dia juga memiliki pendidikan formal hingga Madrasah Ibtidaiyyah. Kala itu, perempuan yang mengenyam pendidikan setingkat MI sudah dinilai memadai.
Namun demikian, Inggit Garnasih disebut memiliki kecerdasan emosional yang mengagumkan sehingga bisa “membesarkan” Bung Karno. Inggit juga dinilai bisa memainkan tiga peran dalam waktu yang bersamaan, yakni seorang ibu, istri, dan teman bagi Bung Karno.
Baca Juga: Ini Alasan Frans Seda Layak Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional
Peran Inggit Garnasih
“Di balik setiap pahlawan besar, selalu ada seorang perempuan agung.” Inggit Garnasih memiliki peran yang tidak dapat dilupakan dalam perjuangan Bung Karno. Bung Karno sendiri mengakui bahwa dia berutang budi kepada Inggit.
“Selama ini kau jadi tulang punggungku dan menjadi tangan kananku selama separuh umurku,” demikian pengakuan Bung Karno kepada Cindy Adams tahun 1966.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV