Wapres Ma ruf Amin Minta PKB Tidak Tinggalkan Politik Kiai, Ini Maksudnya
Politik | 13 Januari 2023, 22:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Presiden Ma’ruf Amin memiliki harapan terhadap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia ingin partai itu tidak meninggalkan politik kiai yang menjadi landasan pembentukan PKB pada 1998.
Ia tidak menampik, sekalipun ada dinamika, perkembangan, dan pembaruan, politik kiai tetap menjadi pegangan. Artinya, PKB diharapkan tetap menjadi wadah gerakan politik bagi kiai untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara.
“Jika PKB meninggalkan politik kiai, maka para kiai di PKB akan pergi,” ujar Ma’ruf Amin dalam Ijtima Ulama Nusantara yang digagas Dewan Syura DPP PKB di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat (13/1/2023).
Baca Juga: Ma'ruf Amin: Berkat PKB, Gusdur Jadi Presiden dan Saya Wapres
Menurut Ma’ruf Amin, ia mengetahui hal itu karena ikut meramu, mendirikan, menyiapkan, serta memberikan landasan berpikir pendirian PKB.
“Walaupun saya mungkin sudah dianggap sudah bukan PKB lagi. Tapi, saya ikut bersama dan berhasil waktu itu menjadi nomor tiga (partai peringkat ketiga), bahkan berhasil menjadikan Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia,” ucapnya.
Keberadaan PKB pula yang akhirnya mendukung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa menjadi presiden walaupun hanya dua tahun.
Ma'ruf mengingatkan agar jangan sampai pemimpin negeri ini sepi dari sosok kiai. Ia pula berharap para kiai bisa menjadi presiden dan wakil presiden pada masa mendatang.
"Gus Dur sudah mulai. Saya mengikuti walaupun cuma (menjadi) wakil presiden. Nanti ada lagi presiden atau wakil presiden (dari kalangan kiai atau santri) supaya bisa memberikan warna tatanan kehidupan bangsa ini," tuturnya.
Baca Juga: Wapres Hadiri Agenda Ijtima Ulama Nusantara yang Digelar oleh PKB, Cak Imin Sambut Langsung
Ia juga menegaskan tidak akan maju lagi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada 2024 karena usianya sudah hampir menginjak 80 tahun. Ia sudah cukup tua untuk kemudian memutuskan maju kembali pada pilpres mendatang sehingga kesempatan pilpres mendatang sebaiknya diberikan kepada tokoh yang lebih muda.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV