Ketahui Apa Itu Amoeba Pemakan Otak dan Bagaimana Kasusnya di Indonesia
Kesehatan | 30 Desember 2022, 14:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri telah memunculkan kasus kematian di tiga negara, yakni Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Pakistan.
Terbaru yang ramai dibicarakan adalah kasus di Korea Selatan yang melaporkan kasus kematian pertamanya pada Senin (26/12/2022).
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengkonfirmasi, seorang warga berusia 50 tahun meninggal dunia setelah kembali dari Thailand, dikutip dari Korea Herald.
Pria itu kembali ke Korea Selatan pada 10 Desember 2022 setelah empat bulan bertugas di sana. Ia kemudian dirawat di rumah sakit keesokan harinya dan meninggal Rabu pekan lalu.
Apakah kasus amoeba pemakan otak ada di Indonesia?
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan, belum ada temuan kasus infeksi amoeba pemakan otak di Indonesia.
"Sampai saat ini belum ada laporan dari fasilitas kesehatan maupun organisasi profesi yang melaporkan adanya kasus ini," ujarnya, Kamis (29/12/2022), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Geger Korea Selatan Laporkan Kasus Kematian Pertama Akibat Amoeba Pemakan Otak
Lantas, apa sebenarnya amoeba pemakan otak?
Amoeba pemakan otak merupakan spesies yang ditemukan pertama pada 1965 dengan nama resmi Naegleria fowleri.
Dengan ukuran yang sangat kecil, amoeba pemakan otak hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop.
Gejala
Terkait dengan gejala, Nadia mengatakan, meningoesenfalitis amoeba primer (PAM) atau infeksi Naegleria fowleri setidaknya memiliki gejala yang dirasakan mulai 1-14 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya termasuk kebingungan, kurang perhatian terhadap orang-orang sekitarnya, kehilangan keseimbangan, kejang, dan halusinasi.
Setelah awal gejala, penyakit berkembang dengan cepat dan biasanya menyebabkan kematian dalam waktu 3-7 hari.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV