Relawan Jokowi Tolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, Dorong Pemilu 2024 Jadi Momen Konsolidasi
Politik | 29 Desember 2022, 07:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Relawan Pro Jokowi atau Projo menyatakan menolak masa jabatan presiden diperpanjang. Sebab, hal itu bertentangan dengan konstitusi yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Sekjen DPP Relawan Projo, Handoko, mengatakan bahwa melanjutkan warisan pembangunan kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memang penting.
Baca Juga: Hadiri Pernikahan Kaesang-Erina, 6 Ribu Relawan Jokowi Nginap di Asrama Haji Donohudan Boyolali
Namun demikian, kata dia, hal tersebut tidak serta merta dimaknai agar masa jabatan presiden diperpanjang.
"Meneruskan legacy itu bukan berarti harus Pak Jokowi terus (yang memimpin), enggak,” kata Handoko di Kantor DPP Projo, Jakarta, Rabu (28/12/2022).
“Tapi regenerasi harus berlanjut, yang penting kualitas demokrasinya meningkat. Itu yang nanti akan menjamin bagaimana perjalanan bangsa ini ke depan.”
Ia menyebut keberlanjutan pembangunan yang sudah baik di masa kepemimpinan Presiden Jokowi harus dipastikan berlanjut, guna mendorong pemerataan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
Baca Juga: Projo Sambangi Airlangga dan Prabowo, Siasat Jokowi Cegah Koalisi Menyempal seperti NasDem?
"Dengan demikian, warisan Jokowi kepada bangsa Indonesia akan terus dikenang dan dijadikan tolak ukur dalam membangun sebuah bangsa yang besar dan bermartabat," ujarnya.
Menurutnya, siapa pun anak bangsa yang mempunyai kapabilitas, kualitas dan integritas memiliki hak yang sama untuk melanjutkan semua hal-hal baik yang telah dihasilkan Presiden Jokowi.
"Ada aspirasi dari sebagian masyarakat yang menginginkan Jokowi untuk melanjutkan masa jabatan tiga periode. Walau demikian kami menyadari bahwa hal tersebut sangat bertentangan dengan Konstitusi UUD 1945, demokrasi dan semangat reformasi," tuturnya.
Alih-alih mendukung wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, lanjut dia, Projo menekankan bagaimana penyelenggaraan pemilu dimaknai sebagai sebuah konsolidasi demokrasi.
Baca Juga: Relawan Jokowi Bantah Peserta yang Hadir di Silaturahmi Nusantara Bersatu Pendukung Ganjar Pranowo
Dengan begitu, maka akan memunculkan sebuah regenerasi sehingga fungsi-fungsi etik demokrasi bisa mewujud.
"Strategi utama Projo adalah mendorong semua pemangku kepentingan bangsa ini untuk bersama-sama menggunakan momentum Pemilu 2024 sebagai sarana konsolidasi besar bagi bangsa Indonesia untuk memfokuskan diri dalam bekerja bagi kemakmuran, kesejahteraan dan pemerataan," ujarnya.
Ketika ditanya tokoh potensial calon presiden yang akan didukung Projo pada Pilpres 2024, ia menyebut Projo berupaya mencari calon pemimpin Indonesia berikutnya melalui wadah Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) sebagai sebuah instrumen demokrasi yang melibatkan sebanyak mungkin partisipasi publik.
"Kalau soal nama, kami masih akan menggelar Musra sampai selesai, ‘kan masih berlanjut. Sekarang sudah sepertiga lah dari provinsi (di Indonesia), nanti Januari kita akan gelar lagi," kata Handoko.
Baca Juga: Hasto Kritik Keras Acara Relawan Jokowi di GBK: Dikerdilkan Hanya Urusan Gegap Gempita!
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV