> >

Ahli Psikologi di Sidang Richard Eliezer: Otak Manusia Baru Menganalisa dengan Baik Usia 25 Tahun

Hukum | 26 Desember 2022, 16:57 WIB
Ahli Psikologi Klinis Liza Marielly Djaprie mengatakan, terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu berdasarkan hasil tes yang dijalani berkata jujur dalam perkara tewasnya Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat. (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ahli Psikologi Klinis Liza Marielly Djaprie mengatakan, seseorang di bawah usia 25 tahun sangat mungkin melakukan satu tindakan keliru meskipun sebenarnya tidak diinginkannya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ahli Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie menjawab pertanyaan penasihat hukum Richard Elizer, Ronny Talapessy soal kemungkinan seseorang melakukan hal keliru meski tidak diinginkannya dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).

“Ketika otak yang mengatur emosi, majelis hakim, ada yang namanya Amidala itu membajak Lobus Frontalis yang seharusnya berfungsi untuk melakukan penilaian, menganalisa dengan bijak, itu jadi lumpuh, ketika dalam kondisi jiwa batin sangat tertekan, dalam kondisi dia benar-benar tidak diberikan waktu untuk berpikir, karena proses analisa tidak dikasih jeda waktu untuk berpikir dengan baik, itu bisa saja terjadi,” kata Liza.

Baca Juga: Romo Magnis Ungkap Unsur Meringankan Richard Eliezer: Budaya Laksanakan di Polri dan Perintah Sambo

Tidak hanya itu, kata Liza, ada juga faktor lain yang sangat kompleks terlibat memengaruhi tindakan individu berbuat keliru karena usia.

Menurut Liza, individu atau seseorang baru dinilai mampu menganalisa dengan bijak setelah usia 25 tahun ke atas.

“Berkaitan dengan Lobus Frontalis di dalamnya itu ada namanya Prefrontal Cortex, ini baru berkembang, baru benar-benar berkembangnya, jadi belum menetap, itu di atas 25 tahun ke atas, majelis hakim,” ucap Liza.

 

“Prefrontal Cortex itu adalah otak bagian kita berpikir secara dewasa. Jadi dia mampu menganalisa dengan baik dengan bijak itu umur 25 tahun ke atas.”

Sementara untuk seorang dewasa awal atau di bawah usia 25 tahun emosinya masih meletu-letup karena amidalanya lebih dulu berkembang ketimbang Prefrontal Cortex dan Lobus Frontalis.

Baca Juga: Romo Magnis: Richard Tidak Sepenuhnya Harus Tanggung Jawab, Dia Diperintah Ferdy Sambo Tembak Yosua

“Jadi di bawah usia itu seperti saya katakan remaja atau dewasa awal, masih kadang-kadang emosinya meletup-letup, karena kenapa, karena Amidala yang otak emosi tadi lebih duluan berkembang, sementara sih bagian analisanya Prefrontal Cortex dan Lobus Frontalis yaitu baru mulai berkembang dengan baik itu 25 ke atas,” ujar Liza.

“Jadi bisa saja ketika dia melakukan sesuatu karena emosinya lebih dulu teraktivasi, usia lobus frontalis yang belum matang, kemudian ada kondisi tertekan jiwa batin yang sangat terganggu, itu bisa saja mengakibatkan terjadinya tindakan yang sebenarnya tidak baik.”

Sebagai informasi, Richard Eliezer adalah ajudan Ferdy Sambo yang diperintah untuk menembak Yosua.

Usia Richard Eliezer atau klien Ronny Talapessy, masih 24 tahun saat menerima perintah Ferdy Sambo untuk menembak Yosua.

Baca Juga: Sidang Richard Eliezer, Ahli Meringankan yang Hadir Romo Magnis, Reza Indragiri, dan Liza Marielly

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU