> >

Pengamat Militer: Peluangnya Kecil bila Korps Marinir Jadi KSAL

Politik | 22 Desember 2022, 12:07 WIB
Prajurit Marinir melakukan defile saat Upacara Sertijab Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Lapangan Apel Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018). Mayjen TNI (Mar) Suhartono resmi menjabat sebagai Dankormar menggantikan Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono. (Sumber: Antara Foto/Sigit Kurniawan)

JAKARTA, KOMPAS TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum juga menunjuk Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) baru pengganti Yudo Margono. Kini posisi KSAL kosong sejak Yudo Margono dilantik oleh kepala negara menjadi Panglima TNI pada Senin (22/12/2022). 

Namun, usai melantik Yudo menjadi Panglima TNI, Presiden Jokowi memberikan kode sudah mengantongi nama KSAL baru. 

Baca Juga: Menerka KSAL Baru Pengganti Yudo Margono Pilihan Presiden Jokowi

Kepala negara memastikan KSAL yang ditunjuk itu merupakan seorang perwira tinggi bintang tiga dari matra Angkatan Laut (AL) tersebut. 

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut, saat ini terdapat enam perwira tinggi bintang tiga yang dianggap berpeluang jadi KSAL selanjutnya.

Mereka adalah Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Muhammad Ali, Wakil KSAL Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, Komandan Kodiklatal Letnan Jenderal TNI (Mar) Suhartono, Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Herru Kusmanto, Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat dan Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian. 

Ia menilai, peluang Kops Marinir mengirimkan anggotanya menjadi KSAL amat kecil, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Terlebih, ini menyangkut hak prerogatif Presiden.

Dari enam nama terkuat yang disebutkan Khairul, ada satu perwira tinggi bintang tiga yang berasal dari Korps Marinir, yaitu Letnan Jenderal TNI (Mar) Suhartono. Namun, ia pernah tercatat sebagai komandan Paspampres di era Presiden Jokowi.

 

"Menurut saya peluangnya (Koprs Marinir menjadi KSAL) kecil, namun bukan berarti tidak ada peluang sama sekali," kata Khairul dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12/2022).

"Tapi saya kira Presiden memahami bahwa pengisian jabatan KSAL bukanlah sekadar kebutuhan mengisi kekosongan. Pengisian jabatan KSAL terkait dengan kebutuhan pembinaan kekuatan, kesiapan operasional, pengembangan postur, doktrin, dan strategi serta operasi matra laut," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Sudah Kantongi Nama KSAL Pengganti Laksamana Yudo Margono

Selain itu, kata dia konsep perang laut dan perang udara bertumpu pada kekuatan alat utama sistem pertahanan atau alutsista satuan pemukul. Bila di udara yaitu pesawat tempur baik pesawat penyerang, pengadang dan pengebom. 

"Nah kalau di laut itu misalnya fregat, korvet, kapal selam dan kapal cepat rudal (KCR). Kekuatan dan kemampuan alutsista tentu mengandalkan kemampuan awaknya, dalam hal ini pilot dan nakhoda (komandan kapal). Merekalah pengendali operasi pertempuran udara dan laut, seperti yang saya jelaskan di atas."

"Selain menjawab mengapa posisi KSAL secara tradisi diberikan pada korps pelaut, ini juga menjelaskan mengapa KSAU selalu diisi korps penerbang terutama pesawat tempur, meskipun ada beberapa yang berasal dari penerbang pesawat angkut," ujarnya. 

Menurut dia, Presiden akan memilih dari sederet nama perwira tinggi bintang tiga aktif di jajaran TNI AL, siapa yang dianggap paling layak, paling sesuai kebutuhan TNI. 

"Sekaligus cocok dengan keinginan Presiden, berdasarkan kecakapan, kekayaan pengalaman jabatan dan penugasan," ujarnya. 

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa usia, masa aktif, durasi kepemimpinan dan regenerasi juga merupakan aspek penting yang tak boleh luput dari pertimbangan. 

Baca Juga: Calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Bocorkan Syarat Calon Penggantinya sebagai KSAL

"Pengisian jabatan KSAL juga merupakan bagian dari pembinaan karir personel, apresiasi prestasi, penyegaran dan pemantapan organisasi."  

"Dengan demikian, Presiden perlu menimbang dengan seksama sebelum memastikan pilihannya. Bahwa meskipun chemistry dianggap penting, tapi kebutuhan organisasi jangan sampai terabaikan," ujarnya. 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU