Belajar dari Kaesang-Erina, Pakar UGM Sebut Alasan di Balik Ketatnya Runtutan Pernikahan Adat Jawa
Budaya | 10 Desember 2022, 11:05 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Ketatnya runtutan atau tahapan upacara pernikahan adat Jawa mempunyai maksud tersendiri.
Hal ini menyusul peristiwa upacara pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono dengan menggunakan adat Jawa yang dilakukan dengan begitu runtut.
Pakar Budaya Jawa Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM) Djarot Heru Santosa menuturkan, alasan mengapa harus ketat lantaran pernikahan adalah sebuah siklus hidup manusia.
Bahwa manusia itu hanya mempunyai tiga siklus kehidupan, yaitu lahir (metu), pernikahan (manten), dan mati. Tiga peristiwa hidup manusia ini biasanya diperingati untuk pengalaman hidup manusia.
Baca Juga: Daftar Urutan Acara Akad Nikah Kaesang-Erina Hari Ini di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta
“Lahir jelas untuk upacara selamatan dan sebagainya, pernikahan itu juga menjadi peristiwa penting dalam hidup manusia itu karena akan menentukan anak turunnya atau menentukan kehidupan selanjutnya dan nanti diakhiri kita semua sebagai manusia akan mati,” papar Djarot dalam acara Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV, Sabtu (10/12/2022) pagi.
Dalam upacara pernikahan, khususnya upacara pernikahan adat Jawa, dalam runtutannya itu sebenarnya dari awal hingga akhir juga menandakan memasuki fase baru.
“Fase baru dalam kehidupan dua manusia yang menyatukan tidak hanya individu dengan individu tapi di belakangnya keluarga besar dan itu akan menentukan apa yang akan terjadi dalam kehidupan selanjutnya,” terangnya.
Baca Juga: Situasi Terkini di Pendopo Ambarrukmo Jelang Akad Nikah Kaesang-Erina, Pengamanan Mulai Diperketat
Djarot juga menilai, manusia tentu saja juga ingin melakukan pernikahan karena menginginkan kehidupan yang lebih baik di kemudian hari.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV