> >

Pengacara Sebut Kesaksian Eliezer soal Perempuan Menangis Keluar dari Rumah Sambo Bukan Rekayasa

Hukum | 8 Desember 2022, 21:19 WIB
Pengacara Richard Eliezer atau Bharada E, Rory Sagala, dalam program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (8/12/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keterangan Richard Eliezer atau Bharada E mengenai keberadaan perempuan yang menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, adalah keterangan jujur dan bukan rekayasa atau perintah.

Hal ini ditegaskan pengacara Eliezer, Rory Sagala. Ia menyatakan keterangan tersebut merupakan bagian dari konsekuensi kliennya sebagai seorang justice collaborator.

"Jadi semua yang diketahui tidak ada yang disembunyikan, yang disampaikan itu akan disimpulkan oleh majelis hakim," ujar Rory dalam program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (8/12/2022).

Rory juga menegaskan, sejak awal kliennya konsisten memberikan keterangan secara jujur terkait peristiwa pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Baca Juga: Misteri Perempuan Menangis di Rumah Pribadi Sambo

Termasuk soal perintah tembak dari Ferdy Sambo yang dibantah saat mantan Kadiv Propam Polri itu dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, Rabu (7/12/2022).

Saat memberikan kesaksian, kata Rory, Eliezer menyatakan Ferdy Sambo memerintahkannya untuk menembak Brigadir J. Bahkan dalam persidangan, sambungnya, Eliezer memperagakan instruksi Sambo.

Kalau ada perbedaan keterangan, Rory meyakini hakim punya penilaian terhadap seluruh keterangan yang diberikan terdakwa maupun saksi.

"Saya yakin majelis hakim akan lebih menilai keterangan dari klien kami adalah fakta yang sebenarnya," ujar Rory.

Baca Juga: Pengacara Richard Eliezer Ungkap Fakta Baru dari Sidang Saksi Ferdy Sambo

Adapun sosok perempuan yang menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo masih menjadi misteri. Keterangan tentang perempuan tersebut diungkap Eliezer saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana dengan terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf, Rabu, 30 November 2022.

Eliezer mengungkapkan, suatu hari sekitar sebulan sebelum penembakan Yosua, dirinya, Brigadir J, dan ajudan Sambo yang lain bernama Mathius, diminta untuk mengawal Putri Candrawathi dari rumah di Jalan Saguling menuju rumah di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

Namun, ketika itu rombongan Eliezer, Yosua, Putri, dan Mathius tak langsung menuju ke rumah Bangka. Mereka berputar-putar dulu di daerah Kemang yang tak jauh dari rumah. 

Begitu tiba di rumah Bangka, Richard Eliezer mengaku melihat raut wajah Putri berubah menjadi marah. Tak lama, Ferdy Sambo tiba di rumah itu, dia juga tampak marah.

Baca Juga: Detik-Detik Richard Eliezer Menahan Tangis Ceritakan Peristiwa Penembakan Yosua Hutabarat!

"Pada saat sampai di kediaman Bangka, Ibu (Putri) turun kayak lagi marah, jadi saya juga tidak berani nanya," ujar Eliezer di persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 30 November 2022.

"Mungkin setengah jam kemudian Pak FS (Ferdy Sambo) pulang," sambungnya. 

Ketika itu, Eliezer mengatakan, ia dan beberapa ajudan Sambo yang lain menunggu di luar rumah atas permintaan Yosua. Sementara ajudan yang berada di dalam rumah hanya ada Yosua dan Mathius.

Selang beberapa jam kemudian, Eliezer mengaku melihat perempuan keluar dari rumah tersebut. Ia mengaku tak mengenal perempuan yang dilihatnya menangis itu.

Baca Juga: Richard Eliezer Bantah Kesaksian Ferdy Sambo soal Siap Tembak Yosua: yang Benar Perintah Menembak

"Kita enggak tahu ada kejadian apa di dalam, sekitar 1-2 jam tiba-tiba ada orang keluar dari dalam rumah. Kan pagar ditutup, jadi dia ketuk dari dalam pagar. Terus, aku bukain pagar. Terus, saya lihat ada perempuan, Yang Mulia," ujar Eliezer.

"Saya tidak kenal, Yang Mulia, perempuan itu nangis. Saya tidak ada waktu dia datang, perempuan itu cari driver-nya dia. Saya lari ke samping, saya panggil driver-nya," ujarnya lagi. 

Tak lama, perempuan tersebut pergi meninggalkan rumah Bangka bersama sopirnya menggunakan mobil Pajero berwarna hitam.

Menurut Richard Eliezer, sejak kejadian itu, Sambo lebih sering berada di rumah pribadinya di Jalan Saguling ketimbang Jalan Bangka.

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan Ferdy Sambo, Bikin Eliezer Geleng-geleng dan Hakim Meragu!

"Dari situ, Yang Mulia, semenjak kejadian itu Pak FS sudah lebih sering (tinggal) di Saguling," ujarnya. 

Namun, keterangan Richard Eliezer itu langsung dibantah oleh Ferdy Sambo. Mantan jenderal bintang dua Polri itu bilang, keterangan Eliezer tidak benar dan merupakan hasil rekayasa. 

"Tidak benar keterangan dia itu, ngarang-ngarang," kata Sambo saat ditemui awak media di luar ruang sidang PN Jaksel, Selasa (6/12/2022) lalu. 

Sambo mengeklaim, motif pembunuhan Brigadir J semata dikarenakan kekerasan seksual terhadap istrinya. Dia menampik ada perselingkuhan dalam rumah tangganya. 

"Jelasnya, istri saya kan diperkosa sama Yosua. Tidak ada motif lain, apalagi itu perselingkuhan," ujar Sambo.

Sambo mengaku bakal menanyakan keterangan Richard Eliezer itu langsung di persidangan. Dia menduga ada orang yang menyuruh mantan bawahannya itu membuat keterangan seolah-olah motif pembunuhan bukan karena pelecehan seksual. 

"Kita juga tanyakan di persidangan, siapa yang nyuruh dia ngarang-ngarang seperti itu," imbuhnya.


 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU





A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library 'newrelic.so' (tried: /usr/lib64/php/modules/newrelic.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so: cannot open shared object file: No such file or directory), /usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so: cannot open shared object file: No such file or directory))

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: