Ferdy Sambo Berusaha Menata Kata, Pakar Mikro Ekspresi: Dia Paham Persidangan Ini Penting
Hukum | 8 Desember 2022, 20:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar mikro ekspresi, Handoko Gani, menyampaikan analisisnya terkait ekspresi Ferdy Sambo saat menjadi saksi dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Sambo yang berstatus terdakwa dalam kasus yang sama, Rabu (7/12/2022), hadir sebagai saksi dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dia menyoroti perubahan suara Ferdy Sambo saat memberikan keterangan. Menurutnya, suara Sambo berubah menjadi lembut dan rendah.
Menurut Handoko, perubahan suara tersebut mengindikasikan bahwa Sambo tengah menata kata yang akan dilontarkan. Hal ini menyiratkan kehati-hatian dalam berbicara.
Baca Juga: Richard Eliezer Gelengkan Kepala saat Dengar Kesaksian Ferdy Sambo, Pakar: Ini Penegasan Nonverbal
“Kalau yang saya lihat, Pak Sambo ini berusaha menata kata, dia sadar bahwa persidangan ini sangat penting,” kata Handoko dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (8/12/2022).
Handoko menegaskan bahwa perubahan suara atau perubahan baseline bukan berarti seseorang berbohong.
Pasalnya, dibutuhkan analisis secara kontekstual agar dapat diketahui maksud dari perubahan suara tersebut.
“Ini yang mau saya luruskan, seseorang yang ngomongnya pelan itu sama dengan bohong, kan nggak gitu. Kemudian, nggak juga bahwa sebelumnya bicaranya keras kemudian pelan sama dengan perubahan baseline, tidak semudah itu,” terang Handoko.
“Perubahan baseline itu harus betul-betul harus dengan konteks yang sama. Kalau konteksnya beda, ya beda. Jadi harus dalam konteks yang sama,” sambungnya.
Baca Juga: Ferdy Sambo Kembali Singgung Pelecehan di Magelang, Pengacara Brigadir J Pertanyakan Hasil Visum
Lebih lanjut, Handoko juga menyinggung respons Sambo saat jaksa memperlihatkan pistol dan menanyakan apakah pistol itu digunakan untuk menembak punggung Yosua.
Saat itu, Sambo langsung menyebut nama “Yosua”.
Menurut Handoko, ada prinsip spontanitas dalam momen tersebut. Dia menegaskan, penyebutan nama Yosua itu bukan berarti Sambo membenarkan bahwa dia menembak punggung Brigadir Yosua.
“Ketika jaksa mengatakan soal menembak punggung, kemudian dijawab dengan Yosua. Ini bukan berarti dia sepakat dia sudah menembak punggung, tetapi si jaksa bertanya menembak punggung, kemudian dijawab punggung siapa, Yosua gitu. Bukan berarti dia sudah menembak punggung,” jelasnya.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV