Pakar Psikologi Forensik Sebut Kemudahan Membeli Sianida Jadi Pendorong Pelaku Bunuh Satu Keluarga
Kompas malam | 1 Desember 2022, 13:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Racun Sianida didapat Deo Daffa Syahdilla (22), tersangka pembunuhan keluarganya sendiri dari situs belanja online. Hal ini dinilai menjadi salah satu pendorong pelaku untuk melakukan kejahatan.
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri menilai di samping individu, kemudahan untuk mendapat zat kimia berbahaya tersebut menjadi faktor yang mendorong pelaku berbuat kejahatan.
Reza mengingatkan upaya pembunuhan keluarga yang dilakukan pelaku ini bukan dilakukan sekali. Sebelumnya pelaku menggunakan zat kimia berbahaya Arsenik untuk meracuni keluarganya, namun upaya gagal hingga pelaku membeli zat lain yaitu Sianida.
"Kasus ini menunjukkan kepada kita betapa akses untuk mendapatkan instrumen kejahatan dalam hal ini zat kimia berbahya ternyata mudah. Tidak ada syarat, tidak ada ketentuan khusus yang harus diberikan calon pembeli," ujar Reza di program Kompas Malam KOMPAS TV, Rabu (1/12/2022).
Baca Juga: Satu Keluarga di Magelang Tewas Diracun Oleh Sang Anak Bungsu, Pelaku Disebut Kerap Menipu Orangtua
Reza menambahkan kemudahan membeli zat berbahya bukan hanya terjadi dalam kasus pembunuhan racun satu keluarga.
Beberapa kali masyarakat mendapat informasi penggunaan air keras dalam tawuran antar siswa SMA maupun STM.
Terbaru pada Agustus 2022 lalu, kasus penyiraman air keras oleh dua pelajar SMA ini terjadi di Sumatera Selatan.
Saat diamankan kepolisian siswa mengaku mendapatkan air keras dari toko kimia di dekat rumah.
Baca Juga: Hasil Autopsi Korban Pembunuhan di Magelang Terungkap! Anak Racuni Keluarganya Pakai Sianida
"Lagi-lagi menujukakn faktor situasi mempermudah memfasilitasi seorang menjadi pelaku kejahatan," ujar Reza.
Sebelumnya Polda Jawa Tengah menetapkan Deo Daffa Syahdilla (22) sebagai tersangka pembunuhan satu keluarga di Magelang.
Korban yang merupakan ayah, ibu dan kakak pelaku tewas akibat racun yang dicampur ke teh dan kopi yang biasa diminum korban di pagi hari.
Upaya pembunuhan keluarganya sendiri dengan racun ini sudah dilakukan dua kali oleh pelaku. Upaya pertama korban memasukkan racun arsenik di minuman es dawet, namun korban selamat dari percobaan pembunuhan.
Hasil pemeriksaan sementara motif DDS membunuh ayahnya Abbas Ashar (58), ibu bernama Heri Riyani (54), dan kakak perempuan bernama Dhea Chairunisa (25) lantaran sakit hati.
Pelaku yang merupakan anak bungsu ini tidak terima diminta bantu perekonomian keluarga.
Ketiga korban meninggal di dalam rumah di Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Senin (28/11/2022).
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV