Deretan Alat Canggih TNI AL yang Digunakan Cari Helikopter Polri Jatuh di Perairan Belitung
Peristiwa | 30 November 2022, 13:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam proses pencarian helikopter Polri yang jatuh di Perairan Limau Belitung Timur, TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggunakan sejumlah peralatan canggih. Alat ini untuk mencari helikopter sampai korban sejak dilaporkan hilang pada Minggu (27/11/2022) lalu.
Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) sendiri dalam proses pencarian helikopter Polri itu mengerahkan empat alat canggih.
Alat canggih TNI AL untuk pencarian helikopter tersebut adalah Multibeam Ecosounder T50P. Alat ini digunakan untuk membaca kedalaman dan pendeteksian fitur-fitur bawah air.
Lalu, dikerahkan Conductivity Temperature Density (CTD) yang digunakan untuk koreksi sound velocity atau pengukuran kedalaman.
Kemudian, digunakan agneto meter yang merupakan sebuah alat pendeteksi tingkat magnet.
"Serta Side Scan Sonar yang digunakan untuk pencitraan bawah air," demikian keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Selasa (29/11/2022).
Baca Juga: Kopilot Helikopter Jatuh Briptu Lasminto Baru Menikah 7 Bulan, Mertua Berkaca-kaca Mengenangnya
Selain alat deteksi bawah air, TNI AL juga mengerahkan unsur–unsur lain dan kapal untuk mencari helikopter tersebut.
TNI AL mengerahkan kapal KRI Spica-934, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Pulau Rangsang-727, KRI Pulau Rengat-711, dan KRI Karotang-872.
Selanjutnya dibantu KRI Siwar-646, KAL Manau dari Lanal Babel, pesawat udara (Pesud) CN-235 P-8305 dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal).
Selain itu, ada TNI AL juga mengirimkan Tim Tanggap Darurat dari Pushidrosal, dan 12 personel Penyelam TNI AL.
Baca Juga: Korban Ketiga Helikopter Polisi yang jatuh di Belitung Ditemukan
Adapun per hari ini, Rabu (30/11/2022), tiga kru helikopter Polri itu sudah ditemukan. Tinggal satu yang masih dalam pencarian, yakni AKP Arif Rahman Saleh yang merupakan pilot helikopter.
Tiga anggota polisi lainnya yang ditemukan adalah Aipda Joko Mudo, Bripda Khoirul Anam dan Briptu Moch Lasminto.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : kompas.com