PDIP: Pemimpin Itu Lahir dari Gemblengan Partai dan Menjawab Panggilan Sejarah
Politik | 27 November 2022, 15:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membeberkan apa dan bagaimana seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin yang mumpuni untuk rakyat, Minggu (27/11/2022).
Menurutnya pemimpin tak bisa ditentukan berdasarkan warna rambut belaka. Hasto mengatakan meski warna rambut sama tetapi hati dan pikiran belum tentu serupa.
"Apa yang disampaikan Pak Jokowi hanya gimik politik," tegasnya menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait sosok pemimpin ideal yakni yang berambut putih kepada Kompas TV.
Hasto melanjutkan bagi PDIP pemimpin yang mumpuni lahir dari gemblengan kaderisasi Partai dan memahami hakikat persoalan rakyat dengan kebijakan yang pemimpin itu perjuangkan.
"Pemimpin hasil gemblengan memiliki kepekaan hati untuk menjawab panggilan sejarah, serta membuat sejarah bagi masa depan," lanjut Hasto.
Baca Juga: Pernyataan Jokowi Soal Pemimpin Berambut Putih, Ditangkis PDI-P: Gimik!
Kemudian, Hasto menjelaskan pemimpin tersebut telah dipersiapkan secara sistemis dan memiliki kesadaran ideologi Pancasila yang mendarah daging.
"Memiliki kemampuan profesional yang handal sebagai pemimpin dan sosok yang rendah hati, serta berani mengambil tanggung jawab terhadap keputusan yang sulit sekalipun," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan Jokowi menyampaikan sosok pemimpin yang memikirkan rakyat itu tampak dari rambut dan kerutan di wajahnya. Hal tersebut Jokowi ungkapkan di hadapan ribuan relawan, Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama GBK, Sabtu (26/11/2022).
"Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati hati. Lihat juga, lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," bebernya.
Baca Juga: Pengamat Nilai Pernyataan Jokowi soal Hati-Hati Memilih Pemimpin Mengarah ke Nasdem dan PDIP
Sejumlah pihak kemudian mengaitkan apa yang disampaikan Jokowi merupakan kode politik terkait dukungannya dalam Pilpres 2024 mendatang.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai peringatan Jokowi kerap disampaikan usai Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.
Menurutnya pernyataan jangan salah memilih pemimpin Jokowi ini untuk mengkritik Partai Nasdem yang mengusung Anies sebagai bakal capres.
Di sisi lain pernyataan tersebut juga untuk mengingatkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar tidak melakukan hal yang sama seperti Nasdem.
"Pernyataan itu juga bisa masuk ke PDIP kalau memilih Puan Maharani sebagai capres. Karena risikonya besar, elektabilitas dan peluang menangnya masih kecil," ujar Ujang dalam keterangan video, Sabtu (26/11/2022).
Baca Juga: Pengamat: Kode Keras Jokowi kepada Ganjar Bisa Buat PDIP Berubah Haluan
Penulis : Danang Suryo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV