Siapa Panglima TNI Pilihan Jokowi? Pengamat Sebut KSAL Yudo dan KSAD Dudung Punya Peluang Besar
Politik | 23 November 2022, 20:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi urung menetapkan pilihan Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun akhir tahun ini.
Sejauh ini, terdapat tiga kandidat untuk menggantikan Andika Perkasa, yakni Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman, serta Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.
Pengamat militer Anton Aliabbas menyebut Laksamana Yudo dan Jendral Dudung berpeluang besar dipilih Jokowi menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Menurut Anton, terdapat dua sinyalemen belakangan ini yang membuat peluang dua kepala staf itu dipandang semakin kuat.
Baca Juga: Profil KSAL Laksamana Yudo Margono, Kandidat Kuat Panglima TNI Selanjutnya
Laksamana Yudo dilaporkan bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Senin (21/11/2022), sedangkan Jenderal Dudung menemani Jokowi mengunjungi korban gempa Cianjur.
“Sejauh ini saya lihat dua itu (Yudo dan Dudung) yang berpeluang paling kuat, tanpa harus menutup (peluang) Pak Marsekal Fajar Prasetiyo,” kata Anton dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (23/11).
“Berdasarkan undang-undang, mereka yang berhak menjadi panglima TNI adalah mereka yang menjabat kepala staf atau pernah menjabat kepala staf,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Anton menyebut Mensesneg Pratikno telah mengamini Laksamana Yudo sebagai Panglima TNI yang baru.
Anton pun menggarisbawahi faktor lain yang turut memperkuat kans Yudo menjadi panglima. Salah satu justifikasinya adalah visi pemerintahan Jokowi yang menghendaki Indonesia menjadi “poros maritim dunia.”
Akan tetapi, kata Anton, sejak menjabat pada 2014, Jokowi belum menunjuk KSAL sebagai Panglima TNI walaupun memiliki visi kemaritiman.
"Agak aneh kalau kita bicara (visi) poros maritim dunia, tetapi panglimanya tidak pernah dari Angkatan Laut,” kata Anton.
Meskipun demikian, Anton juga menyorot sejumlah rekor Dudung yang bisa memperkuat peluangnya dipilih Jokowi menjadi Panglima TNI.
Anton menyebut tindakan Dudung ketika masih menjadi Pangdam Jaya, yakni berani menertibkan baliho Habib Rizieq Syihab pada 2020 silam mendapatkan atensi Jokowi.
Di lain sisi, Anton juga menyebut kebijakan pemilihan Panglima TNI oleh Jokowi merupakan anomali tersendiri. Pasalnya, sang presiden tidak mengikuti pola pergantian kepemimpinan dari AD, AU, ke AL.
Baca Juga: Heboh di Medsos, Diduga Anggota Kopassus Aniaya 5 Pegawai Karaoke Boyolali, Kapuspen TNI: Saya Cek
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV