> >

Menangis, Seorang Ibu Cerita Keluarganya Jadi Korban Gempa Cianjur: Bajunya Ketemu Orangnya Belum

Peristiwa | 23 November 2022, 18:19 WIB
Warga korban gempa bumi bertahan di tempat pengungsian dengan atap terpal seadanya di lapangan di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022) malam. Tempat penngungsian tersebut juga dihuni oleh warga. senior, anak-anak, hingga balita. (Sumber: KOMPAS/PRIYOMBODO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pencarian korban gempa Cianjur yang tertimbun reruntuhan masih berlangsung hingga hari ketiga atau Rabu (23/11/2022), selepas getaran M5,6 meluluhlantakkan kabupaten tersebut.

Seorang ibu dari keluarga korban, mengenakan kerudung hitam dan kacamata, bergabung dengan dialog Kompas Petang di Kompas TV.

Namanya Cucu Handayani.

Dengan raut wajah pasrah ia mengisahkan tiga anggota keluarganya yang belum ditemukan. Masing-masing yakni menantu, besan, dan kakak ipar adiknya.

Ketika gempa petama mengguncang Cianjur pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB, saat itu besan dan kakak iparnya tengah tidur. Sementara berdasar kesaksian rekan, posisi terakhir mantunya diketahui berada di toilet rumah.

Sempat Mengantar Istri Kerja

Sebelum petaka terjadi, menantu Cucu sempat mengantar motor ke tempat kerja istrinya (anak Cucu-red).

"Setelah mengantar motor, dia diantar sama teman. Sempat berbincang, pamit ke temannya mau pergi ke WC."

"Padahal teman-temannya sudah melarang: Nggak usah pulang ke rumah, kenapa nggak di masjid saja yang dekat," lanjut dia.

Cucu mengatakan menantuya itu ngotot, langsung kembali ke rumah. Tak berselang lama terjadilah gempa.

"Saya nggak berpikir mantu saya kena reruntuhan," Cucu menangis, lalu menambahkan, "Soalnya kan baru saja nganterin motor, dalam keadaan sehat saja."

Berselang setengah jam usai gempa pertama, Cucu langsung pergi berkeliling kota Cianjur untuk mencari anaknya alias istri dari menantu yang hilang itu.

"Kurang lebih setengah jam, saya ditelepon anak saya suruh jemput," kata Cucu.

Anaknya mengatakan bahwa dia sudah tak lagi di Cianjur, tetapi di Masjid Kecamatan Cugenang.

"Mama, si aa' (suami-red) kapendak (dipanggil-red)," kata Cucu, menirukan omongan anaknya.

Cucu bingung, tak paham maksud ucapan itu. Diliputi rasa was-was, ia langsung tancap gas menuju Cugenang.

Baca Juga: Gempa Kerap Disusul Tsunami dalam Hitungan Menit, Jangan Kehilangan Golden Time, Ini Penjelasan Ahli

Masih dengan mimik wajah sedih dan sesenggukan, Cucu melanjutkan, "ternyata benar, tiga orang di bawah reruntuhan, kami tidak bisa apa-apa, kami hanya bisa berdoa."

Diwarnai Gempa Susulan

Pada hari pertama bencana gempa, tak ada alat evakuasi sama sekali di Cugenang. Beberapa ruas jalan di Cianjur terhalang longsor, Cucu berpikir alat berat diprioritaskan untuk evakuasi masalah itu.

Korban masih berada di bawah reruntuhan, dan Cucu berkata, "dari Selasa itu penuh perjuangan, kami merasa resah." 

"Ada begu (alat berat-red) yang lewat, langsung kami suruh turun," lanjut dia.

Selepas itulah, evakuasi korban di Cugenang baru dilakukan. Ya, hari kedua usai gempa.

Titik lokasi tertimbunnya korban sudah diketahui, dari temuan barang dan pakaian terakhir yang dikenakan korban.

Di tengah pencarian yang terus berlanjut hingga hari ketiga, evakuasi sempat ditunda sejenak karena ada gempa susulan.

"Atinya lemas,.. lemas.." kata Cucu, menghela napas, lalu melanjutkan, "Ada yang bilang udah kecium baunya, bajunya udah ketemu, kayaknya anak mantu saya itu mau main bola, alhamdulillah udah ketemu bajunya."

"Ada jaket yang terakhir dipakai, itu sudah ketemu,"

"Tapi orangnya belum," pungkas Cucu, lalu menangis.

Hening sejenak, dialog Kompas Petang bersama Cucu berakhir.

Per Rabu (23/11) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data terbaru korban jiwa gempa Cianjur mencapai 271 orang. Semua berharap korban hilang segera ditemukan, jumlahnya 40 orang.

Baca Juga: Waspada, BMKG Sebut setelah Gempa Cianjur, Ada Potensi Banjir Bandang

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU