> >

BMKG Belum Bisa Putuskan Sesar yang Jadi Penyebab Gempa Cianjur, Ini Alasannya

Peristiwa | 22 November 2022, 06:10 WIB
Gempa berkekuatan M 5.6 terjadi pukul 13.21 WIB pada Senin (21/11/2022). Gempa berpusat di Cianjur, Jawa Barat dan tidak berpotensi tsunami. (Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum bisa memutuskan sesar mana yang menjadi pemicu gempa berkekuatan M 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.

Pasalnya, setelah dipantau lebih lanjut, gempa yang diduga berdasarkan aktivitas Sesar Cimandiri tersebut rupanya juga berdekatan dengan Sesar Padalarang.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Breaking News Kompas TV, Senin malam.

Baca Juga: Akibatkan Gempa Cianjur, Mungkinkah Sesar Cimandiri Picu Pergeseran Sesar Lembang?

"Kami melihat dari letak pusat gempa, itu berada kurang lebih pada patahan Cimandiri. Namun, masih cukup dekat dengan patahan Padalarang. Sehingga kami tidak memutuskan dulu ini (akibat aktivitas sesar) Cimandiri atau Padalarang," tutur Dwikorita.

Diketahui pusat gempa berada di darat, 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur. Gempa juga dirasakan di Tangerang Selatan, DKI Jakarta, hingga Depok.

 

Dwikorita melanjutkan pihaknya sudah bergegas ke lokasi gempa untuk memasang alat di dua sesar tersebut. Hal itu dilakukan untuk memastikan mana sesar yang beraktivitas dan memicu gempa Cianjur.

"Hipotesisnya patahan Cimandiri, karena pusatnya dengan segmen itu, tapi juga ada kemungkinan Padalarang," jelasnya.

Baca Juga: Sesar Cimandiri Disebut Berpotensi Timbulkan Gempa Berkekuatan Lebih dari M 7

Gempa di Cianjur dengan kekuatan M 5,6 tersebut dalam skala magnitudo tercatat sebagai guncangan tingkat sedang.

Namun, Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengatakan lokasi dan sumber gempa yang dangkal membuat dampak dari guncangan itu signifikan.

"Pertama, gempa tersebut sangat dangkal dan tanahnya sangat lunak. Sehingga terjadi amplifikasi atau gelombang gempa menjadi terkuatkan sehingga kerusakannya semakin dahsyat," lanjut Irwan.

Sementara kemungkinan kedua adalah bangunan yang tak disiapkan terhadap guncangan gempa.

"Sehingga kerusakannya semakin dahsyat," jelasnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU