> >

Kekerasan Pelajar Marak Terjadi, Pengamat Sorot Sistem Pendidikan Nasional

Update | 20 November 2022, 19:04 WIB
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyorot sistem pendidikan nasional menyusul banyaknya kasus kekerasan dan perundungan yang melibatkan pelajar akhir-akhir ini. (Sumber: Tangkapan Layar Youtube KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyorot sistem pendidikan nasional menyusul banyaknya kasus kekerasan dan perundungan yang melibatkan pelajar akhir-akhir ini. 

Yang terbaru, video segerombolan pelajar di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menendang nenek-nenek viral di media sosial pada Sabtu (19/11/2022). 

Dalam video yang beredar, tampak sekelompok pelajar mengendarai sepeda motor dan berhenti di hadapan nenek yang tengah berjalan sendirian.

Usai terlibat cekcok, beberapa orang di antara mereka turun dari kendaraannya. Tampak seorang pelajar menendang korban hingga tersungkur.

Baca Juga: Perundungan Siswa SMP di Bandung, 4 Pelajar Ditangkap dan 1 Lainnya Masih Diburu Polisi

Nenek itu pun segera bangkit dan berlari menjauh dari gerombolan pelajar yang telah menganiayanya itu.

Indra Charismiadji menilai tindakan tidak beradab yang dilakukan para pelajar tersebut bukanlah tanggung jawab orang tua, setidaknya menurut konstitusi Indonesia. 

"Kalau mengacu ke konstitusi, mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan tanggung jawab orang tua, bukan tanggung jawab warga negara, tetapi tanggung jawab pemerintah," kata Indra dalam acara KOMPAS Petang KOMPAS TV, Minggu (20/11/2022).

Baca Juga: 6 Pelajar Penganiaya Nenek Ditangkap dan Mengaku Tak Ada Niatan Menganiaya: Hanya Iseng!

"Itu konstitusi bunyinya begitu. Jadi jika dikembalikan ke tiga sentra penting pendidikan (rumah, sekolah, masyarakat) siapa pun rezimnya, siapa pun presidennya, siapa pun gubernurnya, siapa pun bupati wali kotanya, harus punya tugas utama mencerdaskan kehidupan bangsa." 

"Mencerdaskan kehidupan bangsa itu terdiri dari tiga pusat tadi. Bagaimana mendidik di rumah, bagaimana mendidik di sekolah, bagaimana mendidik di masyarakat," terang Indra.

"Itu yang sama sekali belum pernah dilakukan oleh siapa pun kepala negaranya, siapa pun gubernurnya, siapa pun wali kota atau bupatinya. Itu yang membuat pendidikan kita menjadi salah satu yang terburuk di dunia."

Peran ketiga sentra pendidikan yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat, kata Indra, harus seimbang.

"Selama ini, sistem pendidikan nasional kita fokusnya hanya ke sekolah. Jadi itu yang membuat tidak seimbang."

"Kalau kita lihat kegagalan PJJ (pembelajaran jarak jauh, red) kemarin, itu kan menunjukkan kalau rumah orang Indonesia nggak terbiasa dijadikan sebagai sentra pendidikan, tempat belajar. Itu yang harus segera dibenahi," terang Indra.

"Sistem pendidikan nasional kita harus meliputi bagaimana mendidik anak di rumah, bagaimana mendidik anak di sekolah, bagaimana mendidik anak di masyarakat. Itu kalau kita mau bicara pembangunan SDM unggul."

Indra juga menyoroti soal kemampuan membaca anak-anak Indonesia yang rendah yang menurutnya turut berpengaruh pada perilaku mereka.

"Kemampuan membaca kita aja di level functionally illiterate, dan itu akan berhubungan dengan sikap dan perilaku kita. Anak-anak kita menjadi anak-anak yang biadab seperti era zaman batu."

Selain kasus penendangan nenek di Tapanuli Selatan oleh sekelompok pelajar, belum lama ini sejumlah siswa SMP di Bandung juga diberitakan melakukan perundungan terhadap teman satu kelas mereka. 

Dalam video yang beredar, korban dipasangi helm, lalu ditendang oleh pelaku perundungan sebanyak empat kali, serta dipukul satu kali sebelum jatuh pingsan dari kursinya.

Baca Juga: Kronologi Viral Aksi Bully Siswa SMP di Bandung, Polisi Telah Amankan Pelaku

Bahkan, sang korban harus dilarikan ke rumah sakit. 

Indra merasa bullying atau perundungan tidak akan musnah dari muka bumi. Tetapi, dirinya menekankan bahwa para pelajar harus dididik memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi. 

"Yang harus kita siapkan adalah anak-anak kita harus punya kesadaran bahwa setiap keputusan atau langkah yang mereka ambil memiliki konsekuensi," kata Indra.

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU