> >

Kisah Bung Karno yang Berwasiat agar ketika Wafat Dibungkus dengan Bendera Muhammadiyah

Muktamar muhammadiyah | 19 November 2022, 07:24 WIB
Bagi Soekarno atau Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah sosok revolusioner dan layak dicontoh. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari ini, Sabtu (19/11/2022), rangkaian acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah resmi digelar dan bakal dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai organisasi masyarakat yang umurnya lebih tua dari Republik Indonesia, Muhammadiyah ternyata punya kisah tersendiri dengan bapak proklamator Indonesia, Ir Soekarno atau Bung Karno. 

Bagi Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah sosok revolusioner dan layak dicontoh.

Sejarah mencatat kedekatan Bung Karno dan Muhammadiyah. Bapak Republik itu pun berwasiat agar ketika wafat, ia dimakamkan secara Muhammadiyah.

Bung Karno mempersunting Fatmawati, seorang kader Aisyiyah, gerakan perempuan Muhammadiyah. Fatmawati kelak menjadi ibu negara dan tercatat sebagai penjahit sang saka merah putih. 

Dalam laporan interaktif Kompas.id bertajuk Mereka Lahir dari Muhammadiyah yang menukil makalah Ketua Muhammadiyah sekaligus mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas pada 2015 lalu di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Bung Karno disebut ingin bendera Muhammadiyah melekat pada dirinya ketika wafat.

Pada Muktamar Muhammadiyah tahun 1962, Bung Karno menyatakan, ia ingin dikafani secara Muhammadiyah ketika nanti wafat.

“Bungkuslah mayat saya dengan bendera Muhammadiyah,” kata Bung Karno, dikutip dari makalah Busyro Muqoddas.

Baca Juga: Penjara Banceuy, Tempat Bung Karno Lahirkan Pleidoi Indonesia Menggugat

Jadi Kader Muhammadiyah sejak Muda  

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haeder Nashir mengisahkan tentang Bung Karno dan kekagumannya dengan Muhammadiyah. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU