> >

Bahaya Kurang Tidur yang Tidak Bisa Disepelekan untuk Kesehatan

Kesehatan | 19 November 2022, 07:05 WIB
Ilustrasi. Bahaya kurang tidur yang tidak bisa disepelekan bagi kesehatan tubuh. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tidur merupakan kebutuhan dan menjadi siklus kehidupan yang penting bagi manusia. 

Saat tidur, tubuh memiliki kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri untuk meregenerasi sel-sel yang telah mati. 

Maka dari itu, manusia butuh untuk tidur setiap harinya demi menjaga kondisi tubuh. 

Tidur yang nyenyak bisa memberikan manfaat terbaik untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Akan tetapi, karena tuntutan pekerjaan atau gangguan tubuh, banyak orang yang setiap harinya justru kurang tidur. 

Padahal, kurang tidur satu hingga dua jam saja bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik. 

Biasanya, orang yang kurang tidur bisa mengalami beberapa gejala berikut:

  • Sulit konsentrasi

  • Pikun

  • Kehilangan motivasi

  • Temperamen

  • Mengantuk sepanjang hari.

Baca Juga: Bila Anda Pernah Overthinking Sebelum Tidur Tentang Jumlah Semut di Dunia, Ini Hasil Penelitiannya

Dilansir dari laman Litbang Kementerian Kesehatan, dalam jangka panjang, kurang tidur juga bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. 

Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imun tubuh. 

Beberapa riset pun menunjukkan bahwa pola tidur turut berpengaruh pada kadar gula darah, hormon yang mengontrol nafsu makan, bahkan persepsi otak akan makanan berkalori tinggi.

Sebuah penelitian berskala kecil yang dimuat dalam jurnal The Annals of Internal Medicine menambahkan bukti, bahwa kurang tidur bisa berdampak di dalam tubuh manusia terutama pada level seluler. 

Kurang tidur ternyata mengurangi kemampuan sel lemak untuk merespons insulin, hormon yang mengatur metabolisme dan berperan besar pada diabetes. 

Dalam penelitian itu, para partisipan diminta tidur 8 malam di laboratorium tidur. Selama 4 malam pertama mereka tidur dengan jam normal, lalu 4 malam berikutnya jam tidur mereka hanya dibatasi 4,5 jam. 

Ternyata, setelah 4 malam kurang tidur, sensitivitas insulin para responden turun 16 persen. 

Lebih lanjut, sensitivitas insulin sel lemak turun sampai 30 persen pada level yang biasa dialami oleh orang obesitas atau diabetes. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU