> >

Ahli Hukum Sebut Kasus Kanjuruhan Tanggung Jawab Pidana Berantai, Kenapa Belum Ada Tersangka Baru?

Hukum | 7 November 2022, 21:11 WIB
Aparat menembakkan gas air mata ke arah suporter saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022). (Sumber: Antara)

Namun, hingga saat ini para polisi yang melepaskan tembakan gas air mata belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Padahal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan, penyebab utama kematian 135 orang meninggal dunia itu salah satunya karena penembakan gas air mata.

Senada, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) besutan Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan, ada tindakan berlebih dari aparat keamanan seperti menyediakan gas air mata dan menembakkannya ke arah penonton.

Diberitakan sebelumya Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid mendesak agar rantai komando penembak gas air mata di Stadion Kanjuruhan terus dikejar.

Baca Juga: Usman Hamid Desak agar Rantai Komando Penembak Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Terus Dikejar

"Laporan Komnas HAM melengkapi penyelidikan oleh TGIPF, LPSK atau tim lainnya yang dibentuk masyarakat sipil. Yang sebenarnya diharapkan detil peristiwa kekerasan atau luka disebabkan apa," papar Usman dalam Kompas Siang Kompas TV, Sabtu (5/11/2022).

"Lalu, siapa yang lakukan itu, aparat dari satuan mana? Siapa komandannya, rantai komando itu dikejar. Mereka yang diperintahkan efektif dilakukan tindakan eksesif (berlebihan)," paparnya.  

"Soal gas air mata kedaluwarsa. Harus dijelaskan juga harus pendalaman lebih jauh. Dari sana tanggung jawab pidana 135 nyawa lho melayang, bisa dikejar," sambungnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas.com


TERBARU