> >

NU Gagas Acara R20, Gus Yahya Ungkap Alasannya: Dunia Pernah Jadi Rimba Pertarungan Antar-Agama

Sosok | 3 November 2022, 06:05 WIB
Ketua Umum PBNU Gus Yahya menjelaskan alasan NU menggagas Religion 20 atau R20 via dialog Satu Meja di KOMPAS TV, Rabu (2/11/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengungkap alasan Nahdlatul Ulama (NU) menggagas acara Religion 20 (R20) dalam rangkaian G20, Rabu (2/11/2022).

"Agama-agama ini, kalau kita bicara dari default, dulunya ya memang mendorong konflik dengan kelompok yang berbeda. Dulunya, atas nama agama memperjuangkan kebenaran, nilai-nilai tersendiri," ujar Gus Yahya dalam dialog Satu Meja di KOMPAS TV.

"Dunia ini dulunya pernah jadi rimba agama-agama yang saling bertarung satu sama lain. Sekarang kita punya kesadaran, bahwa ini tidak bisa kita teruskan lagi. Tapi untuk punya itu, kita harus punya basis dialog yang sama," tegasnya.

Oleh sebab itu, NU melalui Gus Yahya menggagas acara R20 yang melibatkan pemuka agama dari berbagai negara untuk berdialog.

"Kita tahu bahwa dunia sekarang sedang menghadapi dinamika yang luar biasa intens, terkait dengan agama-agama," kata Ketua Umum PBNU itu.

"Dan ini sebetulnya ada kesadaran sejak lama, tentang perlunya dialog antaragama. Tapi selama ini, hasil kurang bisa dirasakan," terang Gus Yahya.

Oleh sebab itu, melalui R20, NU mengajak berbagai pemuka agama merumuskan nilai-nilai baru yang bisa diterima semua pihak, sehingga tidak memunculkan konflik.

Baca Juga: Gus Yahya Blak-blakan Sulit Atasi Intoleransi di Indonesia: Harus Diatasi Secara Global

"Kami sampai pada kesimpulan, bahwa diperlukan satu model dialog antaragama yang berbeda, dari yang selama ini ada. Lebih mengedepankan kejujuran tentang masalah yang ada," kata Gus Yahya.

"Jadi kita yakin, supaya kita tahu bagaimana cara menghentikan berbagai masalah yang bersumber dari agama, yang masih saja muncul," tegasnya.

Baca Juga: Saat Gus Yahya Ketua PBNU Ditanya Bule: Kenapa Indonesia Tak Jadi Negara Islam Saja?

Seperti diketahui, acara R20 sudah dihelat pada Selasa (1/11) kemarin. Gus Yahya menyebut, acara ini "melibatkan lebih dari 20 negara dan lebih dari 150 peserta internasional."

"Mungkin perlu ada nilai-nilai lama dari agama-agama yang perlu direkontekstualisasi, agar bisa menerima nilai-nilai baru," tegas Gus Yahya, sembari mengajak semuanya saling bertoleransi.

Baca Juga: Gus Yahya Menolak Organisasi NU Dijadikan Alat Politik Pemilu 2024

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU