> >

Pengamat: Reformasi Polri Tak Jalan, Malah Lebih Parah Dibanding Waktu Masih ABRI, Hedon dan Arogan

Hukum | 28 Oktober 2022, 06:05 WIB
Ilustrasi polisi (Sumber: Tribunnews.com)

Namun, menurut Bachtiar, untuk reformasi dari aspek kultural, diakuinya masih membutuhkan waktu.

"Reformasi sudah lama dilakukan sejak berpisahnya TNI dan Polri, dari 2001 sampai 2005 saya sudah melakukan reformasi seperti itu," ujar Bachtiar.

Baca Juga: Pengakuan AKBP Ari Cahya, Bharada E Sangat Tenang Usai Tembak Brigadir J

"Tapi memang reformasi yang perlu waktu adalah aspek kultural," imbuhnya. 

Menurut Bachtiar, reformasi aspek kultural ini memerlukan peran serta lingkungan sekitar. Aspek kultural tidak hanya terkait perilaku personel Polri semata.

"Kultural bukan hanya karena perilaku polisinya, tetapi juga tergantung pada lingkungannya. Lingkungannya siapa? Masyarakat itu sendiri," ucap Bachtiar.

"Jadi, perubahan kultural di polisi juga dipengaruhi oleh perubahan pada masyarakat itu sendiri. Itu yang dirasakan menjadi beban kita semua," tuturnya. 

Termasuk juga terkait gaya hidup personel Polri yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, menurut Bachtiar, persoalan gaya hidup itu bukan terjadi sekarang saja.

Baca Juga: Jawaban AKBP Acay Saat Disindir Brigjen Hendra Liburan ke Bali, Mengaku Hadiri Resepsi Teman Nikahan

Tetapi, kata dia, dari masa seniornya hingga Kapolri berikutnya, sudah ada arahan yang mengimbau personel Polri untuk bergaya hidup sederhana, merakyat sesuai lingkungannya.

"Jangan sampai polisi berada di lingkungan masyarakat tetapi polisinya tampil berbeda. Itu sudah disampaikan. Kembali, masalah kultural memang membutuhkan waktu," ucap mantan Kapolda Jatim ini.

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU