Ada Obat Penawar dari Luar Negeri, Didatangkan Kemenkes untuk Pasien Gangguan Ginjal Akut Anak
Kesehatan | 20 Oktober 2022, 15:37 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebagai langkah mencegah keparahan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta mendatangkan antidotum atau obat penawar bagi pasien gangguan ginjal akut misterius dari luar negeri.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, obat penawar didatangkan untuk menekan fatalitas pasien yang menderita gangguan ginjal akut misterius.
“Sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas gangguan ginjal akut ini, Kemenkes melalui Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo telah memberi antidotum, penawar ya, yang didatangkan langsung dari luar negeri,” ujar Syahril, dilansir Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Baca Juga: 3 Zat Berbahaya Ditemukan di Obat yang Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut, Apa Saja?
Syahril mengatakan obat penawar tersebut akan disebarkan ke seluruh rumah sakit rujukan yang ada di Indonesia.
“(Penawar) diberikan kepada pasien-pasien yang masih dirawat, bukan hanya dari RSCM, tetapi juga yang masih dirawat dari rumah sakit di seluruh Indonesia,” ujar dia.
Selain itu, pihaknya telah meminta seluruh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan ataupun memberikan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirup.
Langkah ini diambil pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan gangguan ginjal akut misterius.
Baca Juga: Kematian Puluhan Balita Bikin Miris, Begini Cara Konsumsi Obat yang Aman Menurut BPOM
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan bahwa produk obat batuk/parasetamol sirup mengandung etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) produksi India tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia.
Produk tersebut, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempatnya diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.
Hingga 18 Oktober 2022, Kemenkes mencatat ada 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia, 99 penderita di antaranya meninggal dunia.
Penulis : Dian Septina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV