> >

Indonesia Luncurkan Vaksin Covid: Diam Enggak Pernah Bersuara, Tahu-tahu Jadi IndoVac

Kesehatan | 13 Oktober 2022, 12:31 WIB
Peluncuran vaksin Indovac (Sumber: Youtube Kompastv)

BANDUNG, KOMPAS.TV – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri bernama IndoVac yang diproduksi oleh PT Bio Farma.

"Ini memakan waktu, IndoVac dari awal sampai sekarang 1,5 tahun, sudah diam enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac," ujar Presiden Jokowi di Kantor Pusat PT Bio Farma, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022).

Presiden Jokowi memastikan produksi vaksin itu diproduksi dari hulu ke hilir di Indonesia. Menurutnya, vaksin itu merupakan kerja keras dari Sumber Daya Manusia (SDM) muda di Indonesia.

Pada saat ini, menurutnya, Bio Farma bisa memproduksi vaksin IndoVac dengan kapasitas 20 juta dosis. Sedangkan untuk tahun 2023, kata dia, vaksin IndoVac tersebut bisa diproduksi sebanyak 40 juta dosis.

Untuk itu Presiden Jokowi meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang turut hadir di lokasi peluncuran, untuk terus mendorong Bio Farma guna memproduksi vaksin.

Harapannya, Bio Farma bisa menghasilkan pendapatan besar dan Indonesia bisa memiliki kemandirian serta semangat berdikari dalam memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri.

Selain peluncuran vaksin IndoVac, Presiden Jokowi juga meninjau penyuntikan vaksin IndoVac tersebut kepada sejumlah warga.

Adapun, Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengharapkan ekosistem kesehatan di Indonesia bisa mencapai angka Rp94 triliun atau 25 persen dari pangsa pasar pada tahun 2027.

"Yang terakhir teknologi, kita punya cita-cita di tahun 2027. Ini tentu dorongan bagaimana ekosistem kesehatan ini, bisa mencapai angka Rp94 triliun yaitu 25 persen dari pangsa pasar," kata Erick Thohir dalam kesempatan yang sama.

Ia juga mengatakn, dorongan agar ekosistem kesehatan bisa mencapai angka Rp94 triliun merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh negara ini.

"Ini penting kita lakukan, seperti yang kita alami kejadian minyak goreng. Ketika PTPN secara konsolidasi, kita hanya punya 3 persen. Jadi kalau kita penetrasi market yang tidak seimbang kita tidak kuat. Tetapi dengan kekuatan 25 persen kita insyaallah bisa mengimbangi ini," kata dia.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU