> >

Di Balik Aksi Sujud Polisi Malang, Ada Rasa Bersalah dan Harapan Tragedi Kanjuruhan Segera Tuntas

Peristiwa | 12 Oktober 2022, 07:18 WIB
Seluruh personel dan Pejabat Utama (PJU) Polresta Malang Kota melakukan sujud bersama saat melakukan apel pagi, Senin (10/10/2022) sekitar pukul 08.00 WIB. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Aksi para polisi dari Polresta Malang Kota, Jawa Timur, yang sujud di tengah acara kegiatan apel pagi di halaman Mapolresta Malang Kota, Senin (10/10/2022) menarik perhatian masyarakat.

Aksi spontan tersebut membetot perhatian di tengah pengusutan tragedi d stadion Kanjuruhan yang sudah merenggut 131 nyawa tak bersalah. Tragedi itu dipicu oleh tembakan gas air mata oleh aparat yang berjaga sehingga membuat massa kocar-kacir ke luar stadion, namun sayang dalam kondisi terkunci.

Aparat di Polresta Malang yang bersujud itu pun menyimbolkan rasa bersalah kepada masyarakat yang menjadi korban. Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, pun menghaturkan permintaan maaf atas tragedi itu. Hal itu disampaikan  Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Eko Novianto yang  mengaku, aksi permohonan maaf dan doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan itu dilakukan secara spontan. 

Baca Juga: Audit Stadion Kanjuruhan Target Tuntas Pekan Ini

"Sujud permohonan maaf serta memanjatkan doa itu diarahkan oleh Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto secara spontan pada saat apel," kata Eko, dikutip dari Antara, Senin (10/10/2022).

Kapolresta Malang menyebutkan, "Kita berdoa agar saudara-saudari kita, Aremania dan Aremanita korban tragedi Kanjuruhan bisa diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, serta kita bersama-sama memohon ampun kepada Allah SWT agar peristiwa itu tidak terjadi lagi," kata Buher, sapaan Kapolresta Malang Kota Budi Hermanto.

"Kami juga berharap agar situasi kembali kondusif dan persoalan tragedi Kanjuruhan segera terselesaikan," ujarnya.

Aksi polisi di Malang itu mengingatkan pada aksi kepolisian NYPD di Queens di Amerika serikat, yang berlutut untuk menghormati dan rasa sesal atas kematian George Floyd di tangan aparat .

Dikutip dari New York Post, 1 Juni 2020, polisi dengan kepala tertunduk, kemudian ikut membaca nama-nama pria dan perempuan berkulit hitam yang tewas di tangan polisi.

Para pengunjuk rasa dan para petugas kemudian terlihat berjabat tangan dan berpelukan.

"Iya. Inilah cara kami bersatu," komentar seorang polisi. Aksi ini kemudian diikuti oleh polisi di di  berbagai kota AS, seperti Miami hingga New York. Para polisi ini berlutut bersama demonstran yang sedang menggelar aksinya secara damai.

Baca Juga: Bertambah 1, Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Jadi 132 Orang

Kematian Floyd dianggap sebagai puncak amarah publik AS terkait kebrutalan dan sikap rasial yang sistematis, terutama oleh polisi terhadap warga kulit hitam dan minoritas. Floyd tewas di tangan polisi, 25 Mei 2020, dengan cara di jatuhkan ke tanah kemudian lehernya ditekan oleh lutut aparat hingga tak bisa bernafas.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU