Komnas HAM Sebut Ada Indikasi Pelanggaran HAM dalam Tragedi Kanjuruhan, Penanggung Jawab Diselidiki
Hukum | 7 Oktober 2022, 09:55 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam mengungkapkan, ada indikasi pelanggaran HAM dalam tragedi Kanjuruhan.
"Kalau ditanya apakah ada indikasi pelanggaran HAM? Ada pelanggaran HAM. Persoalanya kita kan ingin mendalami soal perencanaan pengamanan," kata Choirul di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (7/10/2022).
Ia menillai perencanaan pengamanan dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu 1 Oktober 2022 itu penting untuk didalami.
"Ini yang akan kami telusuri. Rencana pengamanannya seperti apa, bagaimana komunikasinya, karena ini melibatkan banyak aktor di luar Malang, itu bagaimana mereka melakukan simulasi," jelas Choirul.
Ia tak sependapat dengan dugaan penyebab kericuhan di Stadion Kanjuruhan karena adanya suporter yang masuk ke lapangan.
"Karena masuknya suporter ke sana (lapangan -red) itu sampai sekian menit itu nggak ada kericuhan," ujarnya.
"Kericuhan itu diawali dengan gas air mata, sehingga memang problem gas air mata ini serius, dan problem tata kelola perencanaan keamanan dan pelaksanaan keamanannya juga serius," imbuhnya.
Baca Juga: Kemenkes Beri Fasilitas Pendampingan Psikologi Korban dan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
Ia juga menemukan bahwa komunikasi antarpetugas keamanan di Stadion Kanjuruhan tak terlalu lancar saat itu.
Pihak yang paling bertanggung jawab, kata dia, juga masih dalam penelusuran Komnas HAM.
"Siapa yang paling bertanggung jawab? Ini sedang kami telusuri," ucapnya.
"Paling sederhana begini, di mana-mana yang namanya sepak bola dan sebagainya, pengendali operasinya memang Pak Kapolres," jelasnya.
"Apakah Pak Kapolres sudah maksimal, apakah perencanaannya pelaksanaannya sudah maksimal, bagaimana koordinasi dan sebagainya?" lanjur Choirul.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, setidaknya ada 131 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan. Sebanyak 33 di antara korban meninggal itu adalah anak-anak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, saat ini masih ada 66 orang dirawat di 25 rumah sakit Malang Raya.
Baca Juga: Saksi Mata Pintu 13 Stadion Kanjuruhan: Saya Selamat karena Jatuh dari Pagar
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV