> >

Demi Perbaikan Sepak Bola Nasional, TGIPF Tragedi Kanjuruhan Terima Masukan dari Seluruh Suporter

Update | 6 Oktober 2022, 18:38 WIB
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali yang juga menjadi salah satu anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. (Sumber: Save Our Soccer)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menegaskan pihaknya akan menerima masukan-masukan dari seluruh suporter di Indonesia untuk melakukan perubahan yang lebih baik di sepak bola nasional. 

Hal ini diungkapkan salah satu anggota TGIPF, Akmal Marhali, seusai pertemuan dengan perwakilan suporter sepak bola seluruh Indonesia di Kantor Kemenko Polhukam, Kamis (6/10/2022). 

"Ada 30 perwakilan suporter yang hadir hari ini. Mereka menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka, (dalam) upaya menyelamatkan sepak bola kita dari masalah yang selama ini terjadi," buka Akmal Marhali. 

"Termasuk di antaranya adalah menyampaikan agar kasus Tragedi Kanjuruhan atau meninggalnya suporter di lapangan sepak bola tidak lagi (terjadi)."

"Dan juga mengamanatkan kepada tim pencari fakta untuk mengusut tuntas segala kasus yang terjadi, juga menegakkan aturan-aturan yang sudah ada. Dan yang paling penting disampaikan tadi, adalah bahwa bagaimana ke depannya sepak bola Indonesia ini menjadi lebih baik," ucap pria yang juga menjabat sebagai kordinator di Save Our Soccer (SOS) itu. 

Akmal Marhali menambahkan, pertemuan dengan perwakilan suporter sepak bola di Indonesia ini merupakan dukungan moral bagi seluruh suporter yang menjadi korban. 

Baca Juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan Bertemu Supporter Sepak Bola Hari Ini

Untuk itu, TGIPF mengatakan pihaknya akan menerima masukan-masukan dari suporter yang ingin membantu sepak bola nasional agar lebih baik. 

"Karena itu, ini merupakan dukungan moral yang sangat besar sekali dari para suporter yang hari ini menjadi korban, 131 orang di Kanjuruhan. Tapi kita berharap, ke depan, suporter menjadi pahlawan penyelamatan sepak bola Indonesia," lanjutnya. 

"Karena itu, tim pencari fakta dengan sangat terbuka menerima masukan, saran, kritik dalam rangka melakukan investigasi kasus, sekaligus juga dalam rangka melakukan atau menyusun langkah-langkah terbaik dalam membangun sistem baru sepak bola Indonesia ke depannya."

"Mewakili tim pencari fakta, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman suporter dan terus berikan masukan kami untuk menyelesaikan tugas ini," pungkas Akmal Marhali. 

Seperti diketahui, sepak bola Indonesia berduka usai kericuhan di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) lalu. 

Dalam Tragedi Kanjuruhan itu, 131 orang meninggal dunia karena sesak nafas dan terinjak-injak saat ingin keluar dari stadion karena tembakan gas air mata dari pihak keamanan. 

Baca Juga: Investigasi Komnas HAM Temukan Fakta Awal Tragedi Kanjuruhan

Sementara itu, ratusan suporter lainnya juga mengalami luka-luka dan masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Malang. 

Atas tragedi ini, Presiden Joko Widodo pun memerintahkan untuk menghentikan sementara kompetisi sepak bola nasional hingga ditemukan solusi agar kejadian seperti di Stadion Kanjuruhan tidak terulang lagi. 

Selain itu, TGIPF Tragedi Kanjuruhan juga dibentuk untuk melakukan investigasi yang langsung dipimpin oleh Menko Polhukam Mahfud MD. 

Kemudian wakil ketua TGIPF dijabat oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali dan sekretaris TGIPF dijabat oleh mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum Nur Rochmad.

Selain itu, tim ini juga beranggotakan 10 orang dari berbagai latar belakang bidang, yaitu akademisi Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Sumaryanto, pengamat sepak bola Akmal Marhali, jurnalis Kompas Anton Sanjoyo, mantan Pengurus PSSI Nugroho Setiawan.

Lalu ada mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Wakil Ketua Umum 1 KONI Mayjen (Purn) Suwarno, mantan Wakapolda Kalimantan Barat Irjen (Purn) Sri Handayani, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif serta mantan pemain Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto. 

Baca Juga: Tanggapan KSP soal Somasi Aremania Terhadap Jokowi: Ngaco, Tak Ada Relevansinya!

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU