> >

Kesaksian Relawan Tragedi Kanjuruhan Lihat Banyak Jenazah Tergeletak di Rumah Sakit

Peristiwa | 4 Oktober 2022, 17:12 WIB
Tabur bunga para mahasiswa sebagai keprihatinan atas tragedi Kanjuruhan. (Sumber: BBC)

Kejadian itu membuat trauma bagi Achwan, ia mengaku tak bisa tidur nyenyak. Mayoritas korban dalam kejadian tersebut jelas Achwan masih di bawah 18 tahun. 

"Hampir 70 persen jenazah usianya di bawah 18 tahun, masih seusia anak-anak saya," lanjutnya.

"Sampai sekarang saya tidak bisa tidur nyenyak. Saat itu saya sampai tidak bisa berkata-kata," tuturnya.

Diberitakan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang memperbarui data jumlah korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: ICJR: Tragedi Kanjuruhan Tak Sekedar Langgar Etik, Sudah Masuk Ranah Pidana

Hingga Selasa (4/10/2022) adalah sebanyak 131 jiwa. Menurutnya enam orang sebelumnya belum teridentifikasi lantaran jasadnya telah diambil langsung oleh keluarganya.

Bagaimana Relawan Membangun Sistem Identifikasi Korban?

Relawan dari PSC 119 Kota Malang Dhana Setiawan mengatakan usai kejadian tersebut banyak jenazah yang dibawa oleh teman, kerabat, hingga keluarga korban.

Sehingga jenazah yang diambil belum melalui proses identifikasi resmi terlebih dulu yang menyebabkan adanya kurangnya data.

"Jadi di awal kami belum datang itu sudah ada proses pengeluaran jenazah. Itu kami lemahnya datanya di situ," jelas Dhana.

Para relawan berfokus membentuk sistem sesuai prosedur dan mengevakuasi korban secara cepat. Mereka berusaha membuat sistem satu pintu agar pencatatan jenazah teridentifikasi.

Baca Juga: Pelatih Arema FC Javier Roca Minta Maaf dan Ikhlas Terima Sanksi Tragedi Kanjuruhan

"Sistem yang kami bangun ini berusaha mengambil komando untuk satu pintu, agar mekanisme sebelum diberikan kepada keluarga atau dari Wava menuju ke faskes yang lebih tinggi ke RSUD dan RSSA, terkomando," tuturnya.

Para warga yang menjadi korban diarahkan untuk melapor ke posko.

Penulis : Danang Suryo Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Surya


TERBARU