> >

Korban Tragedi Kanjuruhan Berpotensi Alami Trauma, Dukungan Psikologis Dibutuhkan

Kesehatan | 4 Oktober 2022, 04:05 WIB
Orang-orang menyalakan lilin dalam aksi doa bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). (Sumber: Trisnadi/Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Para korban insiden kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, berpotensi rentan mengalami trauma atau luka psikologis.

Ketua II Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Ratih Ibrahim mengatakan dukungan psikologis awal (DPA) diperlukan untuk mengatasi potensi tersebut.

"DPA adalah sebuah metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa tenang dan didukung guna mengatasi tantangan atau permasalahan mereka dengan lebih baik," jelas Ratih dikutip dari Antara, Senin (3/10/2022).

Tak hanya para korban saja yang berpotensi mengalami trauma, tetapi keluarga korban, hingga penonton pun bisa terdampak.

Baca Juga: Tunggu Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan, PSSI: Seluruh Klub Sepakat Tunda Kompetisi

"Semakin mengerikan peristiwanya semakin besar dalam intens traumanya. Yang mengalami tidak hanya yang secara langsung mengalami, mereka yang ada di sana, menonton pun bisa tetap terdampak," lanjutnya.

Potensi trauma seseorang yang mengalami langsung dan berada di tempat kejadian berpotensi memiliki trauma yang besar. Bentuknya bermacam-macam seperti histeris atau dihantui ketakutan, tergantung pada tingkat kengerian pada tiap orang.

“Ada yang mungkin menjadi histeris, dihantui ketakutan yang intens terhadap stimulus tertentu. Ada yang sampai secara fisik juga terpengaruh semisal jadi lunglai, jantungnya berdebar-debar kencang, berkeringat dingin dan lainnya,” tutur Ratih.

 

Baca Juga: Media Dunia Soroti 33 Anak yang Tewas Sia-Sia di Tragedi Kanjuruhan, Murka Dunia di Ambang Pintu

Penulis : Danang Suryo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU