> >

Tragedi Kanjuruhan, PBNU Beri Santunan Rp5 Juta untuk Keluarga Korban Meninggal

Peristiwa | 2 Oktober 2022, 22:25 WIB
Para suporter sepak bola menggotong seorang pria yang terluka dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. (Sumber: AP Photo/Yudha Prabowo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal memberikan santunan kepada keluarga korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menyebut pihaknya telah menyiapkan santunan Rp5 juta untuk masing-masing keluarga korban meninggal.

Santunan bakal disalurkan melalui Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).

"PBNU akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal senilai Rp5 juta per orang yang akan disalurkan melalui pengurus PCNU kota dan Kabupaten Malang," kata Fahrur dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTV, Minggu (2/10/2022). 

Kiai yang biasa disapa Gus Fahrur itu menuturkan pemberian santunan tersebut dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat di tengah situasi ekonomi yang cukup sulit.

Bantuan awal, lanjut dia, akan diserahkan secara simbolis oleh ketua umum PBNU pada tanggal 5 Oktober di Malang.

"Bantuan santunan tersebut merupakan partisipasi Bapak Jusuf Hamka (Babah Alun) salah satu ketua PBNU sekaligus pengusaha jalan tol terkemuka," ujarnya. 

Baca Juga: Anton Sanjoyo: Kericuhan di Stadion Kanjuruhan karena Pembiaran yang Dilakukan PSSI

Tak lupa, dalam kesempatan itu, Gus Fahrur juga menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

"PBNU mengucapkan belasungkawa dan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada para korban, semoga Allah Subhanahu Wataala senantiasa melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya," ucapnya.

 

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

Hasil tersebut pun membuat suporter tuan rumah kecewa dan menyerbu ke lapangan. 

Pihak keamanan pun mencoba menenangkan situasi dengan menggiring keluar para suporter yang masuk ke lapangan agar kembali ke tribun. Namun karena semakin banyaknya suporter yang turun, situasi pun semakin kacau.

Alhasil, pihak keamanan menembakkan gas air mata, yang sebenarnya dilarang oleh FIFA digunakan dalam pengamanan stadion, untuk mengusir suporter.

Massa pun berdesak-desakan keluar dari stadion. Di tengah kepanikan itu ada yang mengalami sesak napas lalu terjatuh dan terinjak-injak hingga tewas.

Menurut penuturan Kapolri, berdasarkan identifikasi dari tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Dinas Kesehatan pemerintah Kabupaten dan Kota Malang, tragedi ini mengakibatkan 125 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Dampak Gas Air Mata: Batuk bahkan Kematian

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU