Eks Kabareskrim Cerita Tradisi Kakak Asuh di Polri: Timbul Loyalitas, Sisihkan Potensi Lain
Hukum | 23 September 2022, 10:22 WIBLantas, ia menyebutkan soal istilah kakak asuh tidak lazim di publik.
"Mungkin istilah kakak asuh tidak lazim di publik. Kita akui, di Poliri sistemnya ada tapi ada yang salah. Saat saya dinas dulu, adik asuh saya mulai letnan dua hingga jadi pejabat, manakala pelanggaran etik, saya harus patuh peraturan. Ini kembali masalah leadership," tambah dia.
Makanya, ungkap Ito, di Polri ada merit sistem, juga kata dia sistem asesmen untuk meminimalisasi hal itu.
"Tapi betul ada indikasi dalam pengawasan kepemipinan perlu diperbaikin. Ini juga ada FGD dengan Menkopolhukkam, saya ikut itu untuk reformasi di kepolisian. Dengan imbas kasus sambo, diperkirakan adanya sistematis untuk reformasi Polri," paparnya.
"Jadi, untuk yang dikhawatirkan Prof Muradi (tentang kasus Sambo dan kakak asuh punya pengaruh-red) ya wajar saja," tambah dia.
Baca Juga: Eks Penasihat Kapolri Duga Kakak Asuh akan Bermain di Persidangan demi Ferdy Sambo Dihukum Ringan
Kasus Sambo Direkayasa, Jadi Rumit
Ito lantas menjelaskan, kasus Sambo yang menyeret adanya dugaan kakak asuh ini bermula dari rekayasa.
Apalagi, ada dugaan adanya ulur-ulur waktu terkait penanganan kasus Ferdy Sambo.
"Dalam justice sistem kita ada tiga hal. Pertama, Jadi waktu penahanan bersangkutan yang ditentukan UU itu, tidak bisa diperlambat," lanjut dia.
"Kedua kasus ini direkayasa, dari sederhana jadi rumit. Ini juga perlu waktu," paparnya.
"Tiga. Semua tergantung JPU dan kasus ini lengkap, otomatis akan dilimpahkan. Untuk obstruction of justice muncul belakangan," tandas Ito.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV