YLKI soal Konversi Kompor Induksi: Kalau Listrik Mati, Repot, Konsumen Pengeluarannya Malah Dobel
Sosial | 22 September 2022, 20:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi merasa koversi kompor gas elpiji ke kompor listrik atau induksi tidak akan mudah.
Dalam acara SAPA Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (22/9/2022), Tulus menduga para konsumen tetap akan memiliki kompor gas sebagai back up jika saja listrik mati.
"Saya menduga, nanti konsumen sudah terpasang kompor listrik, nanti di rumah konsumen tetap ada dua jenis kompor. Baik kompor induksi atau kompor gas elpiji," kata Tulus.
"Kalau listrik PLN mati, pasti ada back up. Soalnya merepotkan. Konsumen malah pengeluarannya dobel."
Baca Juga: Konversi Ke Kompor Listrik, Warga Bisa Hemat Hingga 30 %
Kendati demikian, Tulus juga menyoroti bahwa konsep konversi listrik yang dicanangkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini sudah sangat bagus.
"Di atas kertas terlihat manis, semuanya diberikan gratis kepada konsumen yang berhak. Baik itu kompornya, aliran listriknya, maupun pancinya," imbuh Tulus.
"Tapi harus tetap hati-hati, karena ini transformasi perilaku masyarakat. Dari sisi subsidi dan impor memang bisa menghemat, karena kita masih impor gas elpiji."
Baca Juga: Bos PLN Sebut Masak dengan Kompor Listrik Lebih Hemat Rp8.000 Per Kg Elpiji
Seperti diketahui, dengan alasan penghematan subsidi gas yang dinilai tak tepat sasaran, pemerintah berencana mengonversi penggunaan kompor gas elpiji ke kompor listrik.
PLN akan melakukan uji coba konversi di beberapa kota di Indonesia, termasuk Kota Surakarta sampai Bali.
Menilik data Kementerian ESDM pada tahun 2021, terdapat 8.203 ton pengguna gas elpiji pada sektor rumah tangga. Angka ini naik 2 persen dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Kompor Induksi, Cepat Dingin tapi Tak Sembarang Alat Masak Bisa Digunakan
Konversi kompor listrik akan dilakukan secara berkala. Targetnya, tahun ini akan ada 300.000 keluarga penerima manfaat (KPM) yang akan beralih ke kompor listrik.
Jumlah tersebut diharapkan naik menjadi 5,3 juta KPM pada tahun 2023 dan 15,3 juta pada tahun 2025.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV