> >

Usman Hamid: Perintah KSAD atas Pernyataan Effendi Cermin Pembangkangan terhadap Otoritas Sipil

Politik | 15 September 2022, 04:45 WIB
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai Langkah KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memerintahkan jajaran TNI AD mengecam pernyataan Effendi Simbolon sudah membawa militer ke ranah politik, Rabu (14/9/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Langkah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memerintahkan jajaran TNI AD untuk mengecam pernyataan Effendi Simbolon, dinilai telah membawa militer ke ranah politik.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid. Usman Hamid menyatakan, tidak semestinya seorang KSAD memberikan pernyataan politik. 

Menurutnya, dalam era demokrasi saat ini, langkah KSAD Dudung yang memberikan pernyataan politik sudah tidak lazim lantaran TNI merupakan alat negara dalam menjaga pertahanan. 

Baca Juga: KSAD Dudung Minta Prajuritnya Sudahi Protes ke Effendi Simbolon: Saya Minta Hentikan, Cukup!

"Seharusnya TNI AD menempatkan pernyataan anggota parlemen itu sebagai kritik yang mewakili suara masyarakat yang mungkin kecewa atas perbuatan sekelompok atau sejumlah oknum TNI," ujar Usman di program Kompas Malam KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022).

Usman menjelaskan, dari pengalaman beberapa negara, militer yang masuk ke ranah politik dikarenakan merasa ada di dalam posisi yang benar di berbagai macam urusan. 

Selain itu, militer masuk ke ranah politik karena menganggap kultur elite sipil atau elite politik dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan bangsa atau tidak mampu mencerminkan jati diri bangsa. 

Hal seperti ini perlu dipahami para elite sipil dan mencegah segala bentuk politisasi terhadap TNI atau politisasi jabatan di lingkungan TNI.

Baca Juga: Presiden Jokowi Diminta Turun Tangan Panggil KSAD Dudung yang Beri Perintah Kecam Effendi Simbolon

Di sisi lain, kata Usman Hamid, KSAD Dudung seharusnya bisa melaporkan kepada Panglima TNI Andika Perkasa bahwa gejolak kekecewaan prajurit ini perlu mendapat respons untuk meredam kemarahan prajurit.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU