> >

Pimpinan PBNU dan PP Muhammadiyah Bertemu, Bahas Kerja Sama dan Isu Nasional hingga Internasional

Agama | 4 September 2022, 16:44 WIB
Pimpinan Pengurus Besar Nahdatul Ulama Yahya Chilil Yahya Cholil Staquf (kiri) mengunjungi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir (kanan) di Jalan Menteng Raya Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2022). (Sumber: Muhammadiyah.or.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dua pimpinan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bertemu untuk membahas kerja sama dan isu nasional serta internasional.

Pimpinan Pengurus Besar Nahdatul Ulama Yahya Chilil Yahya Cholil Staquf mengunjungi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir di Jalan Menteng Raya Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2022).

PBNU mengajak PP Muhammadiyah untuk terlibat dan menjalin kerja sama antaragama dalam forum agama Religion of Twenty (R20) yang digagas oleh PBNU pada 2-3 November 2022 di Bali.

"Kami ingin ada kerja sama yang lebih erat antara PBNU dengan Muhammadiyah, bahkan kami mulai membicarakan kemungkinan kerja sama kelembagaan antara kedua orang ini dalam mengakses berbagai masalah di tengah masyarakat kita,” kata Gus Yahya, Minggu (4/9/2022) dlansir dari laman resmi Muhammadiyah.

Undangan tersebut pun diterima dengan baik oleh Prof Haedar yang menyatakan dukungannya secara penuh atas pelaksanaan forum tersebut.

"Kami menyambut baik undangan R20 yang disiapkan PBNU. Insyaallah ini berjalan dengan baik dan terus menggalang dialog dan kerja sama antaragama di seluruh kawasan,” ungkap Prof Haedar Minggu (4/9/2022) dlansir dari laman resmi NU.

Baca Juga: Panitia Pastikan 94 Bakal Calon Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pemilihan Ketua Umum Tunggu Muktamar

Selain membahas tentang recana penyelenggaraan forum R20, dua pimpinan organisasi Islam itu juga membicarakan potensi kerja sama di berbagai bidang, termasuk sosial budaya.

Alhamdulillah, didiskusikan tadi dan insyaallah NU dan Muhammadiyah akan bergandeng tangan dalam menopang kebersamaan dan kesatuan dan harmoni bangsa dan negara yang kita cintai ini,” ujar Gus Yahya.

Ia juga mengungkapkan, NU dan Muhammadiyah tengah membicarakan potensi kerja sama kelembagaan guna mengakses berbagai masalah sosial di tengah masyarakat.

Prof Haedar mengatakan, Muhamamdiyah siap melangkah bersama-sama untuk menjalankan berbagai program kolaboratif. 

“Tadi kita memang mendiskusikan melangkah lebih jauh untuk program-program kerja sama yang lebih melembaga dan memang umat bangsa kita memerlukan peran konkrit lagi dari Muhammadiyah dan NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia," jelasnya.

"Kerja-kerja pencerdasan, pencerahan, pemberdayaan, dan juga tidak kalah penting menyatukan, membangun ukhuwah yang lebih meluas di lingkungan umat beragama dan bangsa Indonesia," imbuh Haedar.

Ia mengatakan bahwa Muhammadiyah dan NU akan mengadakan pertemuan-pertemuan lanjutan guna membahas kerja sama tersebut.

Baca Juga: Gibran Siap Sambut Jutaan Penggembira Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Solo

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV, nu.or.id, muhammadiyah.or.id


TERBARU