Khawatir Harga Pertalite Naik, Antrean Kendaraan Mengular di Sejumlah SPBU di Jakarta dan Sidoarjo
Peristiwa | 1 September 2022, 00:27 WIBBaca Juga: Tolak Kenaikan BBM Subsidi, Buruh hingga Mahasiswa Demo di Sejumlah Daerah
Adapun wacana kenaikan BBM Pertalite dan Solar bersubsidi ini sudah bergulir sejak dua minggu terakhir.
Dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, jika harga Pertalite dan Solar tidak dinaikkan, pemerintah butuh tambahan dana sekitar Rp198 triliun.
Namun, pemerintah kesulitan mendapatkan dana tambahan itu. Alokasi subsidi sebesar Rp502 triliun yang diajukan pemerintah dan disetujui DPR, sudah habis.
Bendahara Negara ini memaparkan, anggaran subsidi Rp502 triliun saja sebenarnya sudah membengkak dari alokasi awal yang hanya sebesar Rp152,1 triliun.
Baca Juga: Polda Sulsel Minta Spbu Cegah Penimbunan BBM
Jika jumlah itu ditambah dengan Rp198 triliun, maka total subsidi akan mencapai Rp700 triliun.
Sri Mulyani juga menjelaskan, harga keekonomian solar mencapai Rp13.950 per liter, jauh lebih tinggi dari harga jual di masyarakat yang sebesar Rp5.150 per liter.
Sementara, harga keekonomian Pertalite mencapai Rp14.450 per liter, namun harga jual di masyarakat hanya sebesar Rp7.650 per liter.
Sedangkan subsidi Rp502 triliun dibutuhkan saat konsumsi BBM mencapai 23 juta kiloliter, sedangkan hingga akhir tahun, diprediksi total konsumsi BBM mencapai 28 juta kiloliter.
Baca Juga: Curhat Sri Mulyani Soal Hitungan Subsidi BBM Rp 502 Triliun Banyak Dinikmati Kalangan Mampu
Sementara, konsumsi solar diperkirakan mencapai 17,2 juta kiloliter hingga akhir tahun. Padahal, kuota yang ditetapkan untuk tahun ini hanya sebesar 14,91 juta kiloliter.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV