Kenapa Mengantuk Setelah Makan? Ini Penjelasannya
Kesehatan | 29 Agustus 2022, 06:30 WIB"Peningkatan kadar hormon dapat membuat kita merasa sedikit mengantuk," kata Shortt.
"Beberapa peneliti menyarankan bahwa peningkatan kadar hormon serotonin menyebabkan hal ini."
"Serotonin memainkan peran penting dalam suasana hati dan siklus tidur kita, dan ketika kadarnya meningkat setelah makan, itu bisa membuat Anda merasa mengantuk," jelasnya.
Selain itu, faktor menu yang kita makan juga berdampak. Shortt mengatakan ada beberapa bahan makanan yang lebih memungkinkan menyebabkan kantuk daripada bahan lain.
Baca Juga: Menkes Sebut Orang Kelahiran 1980 ke Bawah Terproteksi dari Cacar Monyet, Ini Penjelasannya
"Makan makanan kaya asam amino yang disebut triptofan dapat menyebabkan kantuk. Ini karena terlibat dalam produksi serotonin. Triptofan ditemukan dalam banyak makanan kaya protein seperti keju, telur, kalkun, dan tahu," paparnya.
"Beberapa makanan lain, seperti ceri, dapat memengaruhi kadar melatonin Anda yang dapat meningkatkan kualitas tidur Anda. Anda bahkan dapat membeli susu dengan kadar melatonin yang tinggi untuk membantu meningkatkan kualitas tidur Anda," ujar wanita lulusan Universitas Dublin itu.
Meski belum ada penelitian yang bisa memberikan jawaban pasti kenapa mengantuk setelah makan, terutama di siang hari, Shortt memberikan beberapa tips untuk menghindarinya.
Shortt menyarankan agar memakan makanan yang kaya serat saat siang hari. Dia juga mengatakan sebisa mungkin menghindari makan dengan porsi besar karena akan sangat membebani sistem pencernaan.
"Memasukkan makanan berserat tinggi saat makan dapat membantu menstabilkan kadar gula darah Anda dan menghindari kecelakaan itu, yang berarti Anda cenderung tidak mengantuk," kata dia.
"Cobalah untuk makan teratur dan hindari makan dalam porsi yang sangat besar. Ini bisa membebani sistem pencernaan Anda sehingga Anda merasa lelah dan lesu," pungkas Shortt.
Baca Juga: Takut Banget Loh, yang Punya Utang Galak Banget Waktu Ditagih, Begini Penjelasannya
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Live Science