> >

Sinyal dari Jokowi, Elektabilitas Tinggi Belum Tentu Jadi Capres 2024

Rumah pemilu | 27 Agustus 2022, 11:31 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Rakernas II PDIP Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).  (Sumber: Tangkapan Layar Youtube PDIP/Ninuk)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi sinyal tentang siapa saja yang berpotensi menjadi Calon Presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres) di gelaran Pemilu 2024 mendatang.

Hal itu diungkapkan Jokowi ketika bertemu dengan pendukungnya yang tergabung dalam Relawan Bravo 5 saat rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Kelompok Kelompok Relawan Bravo 5, Jumat (26/8/2022) kemarin.

Jokowi dalam kesempatan itu memberikan sebuah contoh soal elektabilitas dan terkait dengan proses pencalonan Capres pada 2024 oleh partai politik atau gabungan partai.

Ia mencontohkan, para relawan jika ingin mengajukan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, misalnya, maka tidak bisa begitu saja diusung jadi capres atau cawapres. 

“Yang mengajukan partai apa? Mengajukan Pak Luhut, partainya apa. Belum tentu yang elektablitasnya tinggi itu diajukan partai atau gabungan partai," paparnya dikutip dari channel YouTube Kompas TV

"Kalau kita tidak mau, bagaimana?" sambung Presiden. 

Baca Juga: Bertemu Relawan Bravo 5 Binaan Luhut, Jokowi Bicara Soal Pilpres 2024

Selain itu, Jokowi dalam momen itu juga mengingatkan agar para relawan tidak buru-buru terkait dengan urusan dukung-mendukung Capres. 

Sebagai informasi  Relawan Bravo 5 adalah relawan pendukung Jokowi sejak Pilpres 2014. Kelompok relawan ini didirikan oleh para purnawirawan TNI.

Ketua Umum Bravo 5 Fachrul Razi pernah menjabat menteri agama pada awal periode kedua Jokowi.

Sementara, jabatan ketua dewan pembina Bravo 5 diduduki Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Relawan Pastikan Satu Komado dengan Jokowi soal Pilihan Calon Presiden 2024: Kita Tegak Lurus!

Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV , hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2022 menyebut, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih konsisten berada di tiga besar tingkat elektabilitas calon presiden pilihan publik.

Berdasarkan survei tersebut, preferensi masyarakat atas kandidat potensial calon presiden harus dipertimbangkan, karena tanpa mengusung figur yang sesuai dengan kehendak konstituen, partai berisiko kehilangan pemilih.

Survei Litbang Kompas pada Juni 2022 itu juga merekam, pilihan publik terhadap kandidat potensial capres masih didominasi oleh Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Prabowo sendiri menempati posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen, sedangkan Ganjar menyusul dengan elektabilitas 22 persen.

Posisi berikutnya ditempati Anies dengan elektabilitas 12,6 persen.

Posisi ini belum berubah jika dibandingkan dengan survei serupa pada Januari lalu. Namun, terjadi penurunan elektabilitas pada Prabowo yang pada Januari elektabilitasnya mencapai 26,5 persen.

Begitu juga Anies yang enam bulan lalu elektabilitasnya adalah 14,2 persen.

Dari tiga figur itu, hanya Ganjar yang elektabilitasnya naik, dari 20,5 persen pada Januari, menjadi 22 persen pada Juni.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU