Wapres Ma'ruf Amin Sebut Kemandirian Pangan dan Energi Belum Sepenuhnya Menjelma di Negeri Ini
Sosial | 24 Agustus 2022, 18:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Wakil Presiden (wapres) RI, KH Ma’ruf Amin berpendapat bahwa kemandirian pangan dan energi masih belum sepenuhnya menjelma di negeri ini.
Pernyataan Ma’ruf tersebut disampaikannya saat menghadiri Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional ISEI Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Wapres menekankan, diperlukan penguatan dan pemerataan agar dapat turut mendukung pemerataan kesejahteraan di Indonesia.
“Kemandirian pangan dan energi masih belum sepenuhnya menjelma di negeri ini. Kedua sektor ini merupakan sektor basis (di samping sektor industri) yang menjadi tulang punggung perekonomian,” tuturnya, dikutip dari keterangan tertulis Setwapres.
Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Tak Setuju Usulan Pembubaran Kompolnas: Justru Harus Diperkuat Perannya
“Demikian pula dukungan sektor keuangan juga harus nyata terhadap sektor riil ini. Triple F (food, fuel, and finance) menjadi pusat pertempuran ekonomi yang mesti dimenangkan,” imbau Wapres.
Sedangkan dari aspek ekonomi, Wapres mengingatkan, mengejar pertumbuhan ekonomi juga harus dibarengi dengan ikhtiar mewujudkan pemerataan pembangunan.
“Infrastruktur ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi mesti hadir sampai ke pelosok negeri. Pertumbuhan ekonomi harus menyentuh semua lapisan, bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang,” imbaunya.
Meski demikian, Ma’ruf menyebut bahwa Indonesia patut bersyukur atas beragam pencapaian di tengah berbagai persoalan.
“Termasuk pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, inflasi yang relatif terkendali, dan surplus neraca perdagangan.”
“Sungguh pun begitu, kita wajib waspada karena aneka rintangan telah menghadang di depan mata,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan beberapa tantangan ke depan, di antaranya pada tingkat global inflasi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat tembus di atas 8 persen.
Sementara pada tingkat domestik, sejak awal dekade 2000-an kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus mengalami penurunan.
Untuk itu ke depan, Wapres menilai, harus ada pendalaman ekonomi yang memberikan nilai tambah.
“Artinya, pendalaman ekonomi yang bernilai tambah menjadi pekerjaan rumah di masa mendatang. Reindustrialisasi menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari,” ungkapnya.
Wapres juga mengingatkan, di tengah berbagai tantangan yang ada, Indonesia mampu menghadapi dan melaluinya dengan baik.
Sehingga ke depan, pengalaman-pengalaman berharga tersebut dapat menjadi bekal dalam menghadapi tantangan berikutnya di masa depan.
“Sejarah memberikan pelajaran bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis 2008 tersebut dengan baik dan perekonomian kembali berada di jalur pemulihan tahap demi tahap,” tuturnya.
Baca Juga: Soal Harga BBM Akan Naik, Wapres: Harga BBM Masih Dibahas
“Saya juga yakin perkara sosial-ekonomi yang dihadapi kali ini bisa dilalui dengan baik, Insya Allah, berbekal pengalaman dan pengetahuan tersebut,” lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa baik di bidang energi, pangan, maupun ekonomi, keseluruhannya perlu diimbangi dengan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan keadaan yang terjadi.
“Kebijakan harus menyesuaikan, adaptasi,” tuturnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV