10 Poin Hasil Autopsi Kedua Jenazah Brigadir J yang Diungkap Dokter Forensik
Peristiwa | 23 Agustus 2022, 20:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua tim dokter forensik yang melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J, Ade Firmansyah, mengungkapkan hasil kerjanya kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Setidaknya ada sepuluh poin informasi mengenai hasil autopsi lanjutan (ekshumasi) jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang disampaikan oleh Ade yang juga menjabat sebagai ketua umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) itu.
1. Hanya ada luka tembak atau kekerasan senjata api
Ade menegaskan tim dokter forensik memastikan bahwa luka-luka di tubuh Brigadir J hanya luka tembak atau kekerasan senjata api.
"Tidak ada kekerasan lain selain kekerasan senjata api," tegas dokter forensik RSCM itu.
Menurut Ade, pihaknya telah memastikan luka tembak tersebut menggunakan berbagai pemeriksaan, termasuk pemeriksaan mikroskopik.
"Jadi saya bisa yakinkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kami, baik pada saat kami lakukan autopsi, maupun pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan, dan hasil pemeriksaan mikroskopik, tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," kata Ade.
Baca Juga: Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Dokter Forensik: Tak ada Kekerasan Lain Selain Kekerasan Senjata Api
2. Tidak ada luka akibat penganiayaan
Sebelum melakukan ekshumasi, pihak keluarga Brigadir J menyampaikan kecurigaan adanya luka lain akibat penganiayaan di tubuh Yosua. Hal itu disampaikan melalui pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
Kamaruddin mengaku menyampaikan dugaan luka akibat kekerasan di tubuh jenazah Brigadir J kepada tim dokter forensik pada tanggal 26 Juli 2022 malam hari.
Atas dugaan tersebut, Ade mengatakan bahwa pihaknya fokus memeriksa bagian tubuh jenazah sesuai informasi yang disampaikan oleh keluarga Brigadir J sebelum pelaksanaan autopsi kedua pada 27 Juli 2022 lalu.
Akan tetapi, Ade memastikan bahwa tidak ada luka di bagian-bagian tubuh yang dicurigai sebagai akibat penganiayaan seperti yang diduga pihak keluarga.
"Sesuai informasi yang kami dapatkan dari keluarga (Brigadir J -red) pada bagian-bagian tubuh tertentu itu lah yang kami lihat, dan memang sudah kami pastikan, baik secara makroskopik dengan menggunakan cahaya forensik serta dengan mikroskopik, bahwa itu kami pastikan tidak ada luka di sana," kata Ade.
Baca Juga: Soal Dugaan Luka Akibat Kekerasan di Tubuh Brigadir J, Dokter Forensik: Kami Pastikan Tidak Ada
3. Ada lima luka tembak masuk, empat luka tembak keluar
Ade mengatakan ada lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar pada tubuh Brigadir Yosua.
"Kami lihat ada lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar," jelas Ade.
Dokter forensik, kata dia, bisa memastikan bahwa luka tembak masuk maupun keluar di tubuh Brigadir J itu sesuai dengan lintasan tembakan.
"Yang jelas kami melihat, bahwa pada autopsi kedua ini luka-luka yang ada itu jelas masih bisa kami identifikasi, baik itu sebagai luka tembak masuk, maupun ada yang sebagai luka tembak keluar," terang Ade.
"Kami bisa jelaskan sekali bagaimana arah masuknya peluru itu ke dalam tubuh korban, serta bagaimana dia secara sesuai dengan lintasannya dia akan keluar dari tubuh korban," imbuhnya.
Baca Juga: Pengacara Brigadir J soal Hasil Autopsi Dokter Forensik: kalau Independen, Harusnya Saya Diberi Dulu
4. Satu peluru bersarang di dekat tulang belakang
Ade membenarkan adanya satu peluru yang bersarang di tubuh Brigadir J yang ia sebut terletak di dekat tulang belakang.
"Sesuai trajectory-nya (alur lintasan anak peluru), kita bisa tentukan, ada yang bersarang di dalam tubuh," kata Ade.
"Yang bersarang di tulang belakang, di dekat tulang belakang," imbuhnya.
5. Dua luka fatal di dada dan kepala
Dua luka tembak yang fatal dan menyebabkan kematian Brigadir J terdapat di kepala dan dadanya.
"Tidak ada kekerasan di tempat lainnya, saya bisa pastikan di sini, tidak ada kekerasan selain kekerasan senjata api, dan memang yang fatal ada dua, yaitu di dada dan di kepala," jelas Ade.
Terkait anggota tubuh lain yang tertembak serta urutan luka tembakan di tubuh jenazah Brigadir J, Ade mengatakan tidak dapat menyampaikannya kepada masyarakat karena hal itu merupakan bagian dari penyidikan.
Baca Juga: Dokter Forensik: Luka di Dua Jari Brigadir J karena Sambaran Anak Peluru dan Tak Ada Kuku Tercabut
6. Luka di jari karena rekoset
Ade mengatakan bahwa luka di jari manis dan kelingking tangan kiri jenazah ajudan Ferdy Sambo itu, akibat sambaran anak peluru yang keluar dari tubuh dan mengenai anggota badan lain (ricochet).
"Jadi kalau luka yang ada di tangan itu memang ya, seperti yang dikatakan, itu adalah alur lintasan anak peluru ya," kata Ade.
Dokter forensik, kata Ade, memastikan bahwa ada anak peluru yang keluar dari tubuh Brigadir J dan mengenai dua jarinya.
"Jarinya itu adalah arah alur lintasan anak peluru. Jadi itu memang alur lintasan, bahasa awamnya tersambar ya. Di dua jari, kelingking sama jari manis tangan kiri," kata dia.
7. Dokter tak bisa perkirakan jarak tembak
Ade mengatakan, pada autopsi kedua ini, dokter forensik tidak bisa memperkirakan jauh atau dekatnya jarak tembakan.
"Jarak tembak kami sudah tidak bisa melihat lagi ya, karena ciri-ciri luka yang kami temukan pada tubuh, pada autopsi kedua itu bentuknya sudah pasti jenazah, pasti saat autopsi pertama dibersihkan dan segala macam," jelas dia.
Ia mengatakan bentuk dan warna luka sudah tidak sesuai dengan yang asli, sehingga tim dokter forensik tidak bisa memperkirakan jarak tembak.
"Karena ciri-ciri luka yang ada di tubuh saat ini sudah tidak bisa kita interpretasi lagi," kata dokter Ade.
Baca Juga: Pengacara Brigadir J soal Hasil Autopsi Dokter Forensik: kalau Independen, Harusnya Saya Diberi Dulu
8. Organ tubuh dikembalikan ke tubuh jenazah
Ade menanggapi tentang temuan otak Brigadir J di dalam perut ketika pemeriksaan autopsi kedua. Menurut dia, hal itu merupakan bagian prosedur autopsi karena sejumlah pertimbangan.
"Semua setiap tindakan autopsi organ-organ itu pasti dikembalikan ke tubuhnya, namun ada pertimbangan-pertimbangan, baik itu misalnya adanya bagian-bagian tubuh yang terbuka, sehingga saat jenazah akan ditransportasikan pasti ada pertimbangan ke sana," ungkapnya.
Ade tidak menjelaskan lebih rinci terkait tempat peletakan organ di tubuh Brigadir J yang ia sebut tidak membuat organ tubuh itu berceceran.
"Yang jelas dikembalikan ke tubuh, namun ya itu tadi, karena jenazah akan ditransportasikan, sehingga harus dilakukan beberapa tindakan yang, seperti tadi, ditempatkan di tempat-tempat agar tidak berceceran," jelas dia.
9. Perubahan bentuk luka
Sejak awal, dokter forensik mengatakan bahwa salah satu tantangan dari autopsi kedua adalah kondisi jenazah yang sudah mengalami pembusukan.
Oleh karena itu, Ade mengatakan bahwa luka di tubuh jenazah Brigadir J sudah mengalami perubahan bentuk dan warna.
"Pada saat kami lakukan autopsi ulang ini bentuk lukanya sudah tidak asli lagi ya, tidak sama seperti aslinya. Dengan adanya pembusukan atau adanya pemberian formalin, pengawetan jenazah, itu tentunya akan membuat bentuk luka itu mengalami perubahan," kata Ade.
Baca Juga: Ketua Tim Dokter Forensik Jelaskan Alasan Otak Brigadir J Ditemukan di Perut Saat Autopsi Kedua
10. Tak ada kuku yang dicabut
Ade juga menegaskan bahwa kuku Brigadir J lengkap dan tidak ada yang tercabut sebagaimana rumor yang beredar.
"Oh enggak-enggak. Nggak ada kuku dicabut, tidak ada sama sekali," tegas Ade saat ditanya wartawan terkait kabar adanya kuku yang dicabut dari jari Brigadir J.
Ia memastikan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan sebaik-baiknya dalam proses autopsi kedua jenazah Brigadir J.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan sebaik-baiknya ke tubuh Brigadir Yosua dengan keilmuan forensik sebaik-baiknya, dengan semua pemeriksaan yang kami miliki, baik secara autopsi, maupun pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan, hingga pemeriksaan mikroskopik," jelas Ade.
Ade juga mengatakan bahwa seluruh informasi hasil autopsi lanjutan jenazah Brigadir J juga telah ia sampaikan bersama anggota tim dokter forensik lainnya kepada penyidik kasus pembunuhan Brigadir J di Bareskrim Polri.
Baca Juga: Mahfud MD soal Motif Pembunuhan Brigadir J untuk Orang Dewasa: Saya Tak Pernah Bilang dapat Bocoran
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV