> >

Sorotan Negatif Trimedya Panjaitan untuk Komnas HAM, Kompolnas dan LPSK dalam Kasus Ferdy Sambo

Peristiwa | 22 Agustus 2022, 09:20 WIB
Anggota Komisi III DPR RI, Trimedya Panjaitan, mempertanyakan penggunaan senjata api jenis Glock oleh Bharada E untuk menembak Brigadir J. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

“Untuk apa LPSK mendatangi Ibu Putri? Harusnya LPSK itu mendatangi keluarga Yosua, bukan kepada Ibu Putri,” ujarnya.

“Hal-hal seperti ini lah yang kami lihat sepertinya ada sesuatu terjadi.”

Baca Juga: Hermawan: Penasihat Kapolri Susun Skenario Tembak Menembak dan Pelecehan Seksual Bersama Ferdy Sambo

Kemudian dengan Kompolnas, Trimedya menyayangkan narasi yang dibangun oleh Ketua Harian Kompolnas Benny Jozua Mamoto ke publik untuk kasus Ferdy Sambo.

Menurut Trimedya, Benny Jozua Mamoto seperti jadi juru bicara Ferdy Sambo dan bahkan kelihatannya pasang badan.

“Dengan Kompolnas, bisa kita liat bagaimana bisa kita lihat Pak Benny Mamoto sepertinya jadi juru bicara dan bahkan kelihatannya pasang badan,” ucap Trimedya Panjaitan.

Sikap dan pernyataan Benny Jozua Mamoto baru berubah setelah ada pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD pada akun twitternya.

Baca Juga: Pengamat: Penasihat Kapolri Itu Operator Bagi-Bagi Duit di Kasus Ferdy Sambo

Mengacu pada keterangan Mahfud MD, kata Trimedya, Benny Mamoto memang begitu mudah percaya kepada Ferdy Sambo karena Jenderal bintang dua tersebut menangis-nangis saat menyampaikan skenarionya.

“Statementnya Pak Mahfud, kenapa Benny Mamoto seakan-akan mempercayai begitu saja skenario yang dibuat itu, beliau ketemu dengan Pak Sambo, Pak Sambo nangis,” ujar Trimedya Panjaitan.

“Sehingga kaget lah, jenderal bintang dua dengan jabatan yang sangat strategis dan full power bisa nangis.”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU