Muhadjir Effendy Jadi Inspektur Upacara HUT ke-77 RI di Ponpes Ngruki Milik Abu Bakar Ba'asyir
Peristiwa | 16 Agustus 2022, 13:46 WIBSUKOHARJO, KOMPAS.TV — Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (PMK) Muhadjir Effendy, dijadwalkan akan menjadi inspektur upacara HUT ke-77 RI di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mukmin Ngruki, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Diketahui, Ponpes Al-Mukmin Ngeruki merupakan ponpes milik Abu Bakar Ba'asyir.
Menurut Humas Kemenko PMK Dian Novico upacara bendera di Ponpes milik Abu Bakar Ba'asyir itu akan dimulai pukul 07.00 hingga 10.00 WIB.
"Nanti peserta upacara ada santri dari Ponpes Al-Mukmin, dan staffnya," kata Dian Novico, seperti dilansir dari Tribunsolo.com, Selasa (16/8/2022).
Usai upacara, Muhadjir Effendy disebut akan melakukan komunikasi dengan para santri dan berkeliling Ponpes.
Untuk diketahui, upacara HUT ke-77 RI dijadwalkan akan digelar di Ponpes Al-Mukmin Ngruki tak lama dari beredarnya sebuah video pengakuan Abu Bakar Ba'asyir terhadap Pancasila.
Baca Juga: Jokowi Sampaikan 5 Agenda Penting dalam Pidato Kenegaraan HUT ke-77 RI, Ini Rinciannya
Saat dikonfirmasi secara terpisah, putra ABB, Abdul Rohim membenarkan jika pria yang ada di video tersebut adalah ayahnya.
Namun ia tak mengetahui pasti waktu video tersebut direkam. Yang ia ingat, video tersebut direkam pada Ramadhan lalu.
"Jadi memang benar itu video Ustaz ABB. Itu beliau memandang Pancasila. Itu beliau memandang Pancasila. Dahulu beliau berpandangan Pancasila itu dibuat bertentangan dengan Islam. Dia tidak kelop dengan Islam," kata Abdul Rohim saat ditemui Jurnalis Kompas.com Labib Zamani di Ponpes Al Mukmin, pada Kamis (4/8/2022).
"Tapi ternyata para pendiri bangsa itu merumuskan Pancasila sebagai jalan, sebagai legitimasi kaum muslimin secara mutlak, secara kafah. Di mana Ketuhanan Yang Maha Esa itu prinsipnya ketauhidan. Beliau melihatnya dari situ. Beliau jelaskan lagi ke masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman," kata Abdul Rohim.
Menurut Abdul Rohim, sang ayah sebenarnya tidak menolak konsep apapun sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
"Pada prinsipnya beliau tidak menolak konsep apapun. Asal tidak bertentangan dengan syariat Islam dan konsep Islam. Tapi kalau suatu konsep itu dibuat berhadapan dengan Islam, beliau akan menolak hal tersebut. Siapapun yang menerimanya dianggap sebagai orang yang melakukan kesalahan. Sebab prinsipnya tauhid," terang dia.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, ayahnya siap selalu membuka pintu diskusi atau dialog dengan siapapun, untuk membahas topik apapun termasuk tentang Pancasila.
Ba'asyir sempat menjadi sorotan karena menolak Pancasila maupun pemerintahan, dan bahkan menolak menandatangani kesetiaan pada Pancasila dalam pembebasan bersyarat tiga tahun lalu.
Hal ini membuatnya kembali menjalani hukuman penjara. Ba'asyir baru dinyatakan bebas murni pada Januari 2021.
Baca Juga: Jokowi Soal Kesiapan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN: Kalau Memungkinkan Kenapa Tidak?
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Purwanto
Sumber : Kompas.com/Tribunsolo