Saat Puan Sebut Laki-laki dan Perempuan Sebagai Dua Sayap Seekor Burung, Tepuk Tangan Bergemuruh
Peristiwa | 16 Agustus 2022, 11:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ruang pelaksanaan sidang tahunan MPR RI 2022 bergemuruh, tepukan saling bersahutan ketika Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara soal kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam Pemilu 2024.
Dalam pidato di acara Sidang Tahunan MPR yang diikuti anggota DPR dan DPD, Puan Maharani menginginkan demokrasi atau Pemilu 2024 dapat memberikan ruang artikulasi kaum perempuan dalam segala bidang.
“Menyertakan perempuan dalam setiap jabatan bukan sebagai kebijakan afirmatif, akan tetapi merupakan kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia,” ucap Puan Maharani.
Menurut Puan, perempuan Indonesia telah banyak aktif dan mengambil peran yang strategis di segala bidang, seperti di bidang ekonomi, sosial, politik, lingkungan hidup, olahraga, ilmu pengetahuan, riset, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Puan: Tahun Politik Sepertinya Datang Lebih Awal
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayapnya sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali,” kata Puan.
Lebih lanjut, Puan mendorong agar semua elemen masyarakat terlibat aktif dalam menjalankan hak politiknya. Ia ingin ruang politik tak hanya didominasi oleh laki-laki, tapi juga para perempuan.
“Inilah semangat yang juga harus kita tanamkan bersama dalam membangun kehidupan demokrasi di Indonesia, di mana perempuan dan laki-laki dalam harkat, martabat, kemajuan dan kesejahteraaan yang sama,” sambungnya.
Baca Juga: Pesan Puan Terkait Pemilu 2024: Paham Waktu Bertanding dan Waktu Bersanding, Perempuan Beri Ruang
Puan Maharani juga meminta semua pihak mengawal perhelatan Pemilu 2024 dengan damai.
“Marilah kita bangun komitmen bersama untuk melaksanakan pesta demokrasi dengan aman, damai, bersuka ria dan tanpa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” paparnya.
Penulis : Dian Septina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV